MANAQIB
SYEKH ABDUL QODIR JAILANI
Peletak Dasar Tarekat Qadiriyah
Dengan asma
Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Puja-puji bagi Alloh pembina semesta
alam.
Sholawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam, nabi kita Nabi Muhammad
saw, beserta keluarganya, sahabatnya, serta auliya Alloh, dan para pengikut
beliau dari dahulu sampai sekarang dan pada masa yang akan datang.
Maka ini
sekelumit Manaqib Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qodir Jailani qsn, memetik dari
kitab Tafrikhul Khothir fii Manaqibis Syaikh Abdul Qodir dan dari kitab
'Uquudul Laili fii Manaqibil Jaili.
Semoga
dengan diperingati dan dibacakan manaqib ini, yakni riwayat serta sejarah
perjuangan Syekh Abdul Qodir Jailani, senantiasa Alloh SWT melimpahkan kurnia
kepada kita sekalian, terutama kepada shohibul hajat keselamatan dan
keberkahannya.
***
1. MANQOBAH
PERTAMA: MENERANGKAN TENTANG NASAB KETURUNAN SYEKH ABDUL QODIR JAELANI
NASAB DARI
AYAH
Sayyid Abu
Muhammad Abdul Qodir Jaelani ayahnya bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra
Abdullah, putra Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa
at-Tsani, putra Musa al-Jun, putra Abdulloh al-Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna,
cucu Nabi Muhammad saw. putra Sayyidina 'Ali Karromallohu Wajhahu.
NASAB DARI
IBU
Sayyid Abdul
Qodir Jaelani ibunya bernama : Ummul Khoer Ummatul Jabbar Fathimah putra Sayyid
Muhammad putra Abdulloh asSumi'i, putra Abi Jamaluddin as-Sayyid Muhammad,
putra al-Iman Sayid Mahmud bin Thohir, putra al-Imam Abi Atho, putra sayid
Abdulloh al-Imam Sayid Kamaludin Isa, putra Imam Abi Alaudin Muhammad al-Jawad,
putra Ali Rido Imam Abi Musa al-Qodim, putra Ja'far Shodiq, putra Imam Muhammad
al-Baqir, putra Imam Zaenal Abidin, putra Abi Abdillah al-Husain, putra Ali bin
Abi Tholib Karromallohu wajhah.
Dengan
demikian, Syekh Abdul Qodir Jaelani adalah Hasani dan sekaligus Husaini.
***
2. MANQOBAH
KEDUA: BEBERAPA MACAM TANDA KEMULIAAN PADA WAKTU SYAIKH ABDUL QODIR DILAHIRKAN
Sayid Abu
Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1
bulan Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.
Beliau wafat
pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi,
pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.
PADA MALAM
BELIAU DI LAHIRKAN ADA LIMA KAROMAH (KEMULIAAN):
1.
Ayah Syekh Abdul Qodir Jaelani,
yaitu Abi Sholih Musa Janki, pada malam hari bermimpi dikunjungi Rosululloh
SAW., diiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin, serta para wali. Rosululloh
bersabda kepada Abi Sholih Musa Janki: "Wahai, Abi Sholih kamu akan diberi
putra oleh Alloh. Putramu bakal mendapat pangkat kedudukan yang tinggi di atas
pangkat kewalian sebagaimana kedudukanku diatas pangkat kenabian. Dan anakmu
ini termasuk anakku juga, kesayanganku dan kesayangan Alloh.
2.
Setelah kunjungan Rosululloh SAW,
para Nabi datang menghibur ayah Syekh Abdul Qodir : "Nanti kamu akan
mempunyai putra, dan akan menjadi Sulthonul Auliya, seluruh wali selain Imam
Makshum, semuanya di bawah pimpinan putramu".
3.
Syekh Abdul Qodir sejak dilahirkan
menolak untuk menyusu, baru menyusu setelah berbuka puasa.
4.
Di belakang pundak Syekh Abdul Qodir
tampak telapak kaki Rosululloh SAW, dikala pundaknya dijadikan tangga untuk
diinjak waktu Rosululloh akan menunggang buroq pada malam Mi'raj.
5.
Pada malam dilahirkan, Syekh Abdul
Qodir diliputi cahaya sehingga tidak seorangpun yang mampu melihatnya. Sedang
usia ibunya waktu melahirkan ia berusia 60 tahun, ini juga sesuatu hal yang
luar biasa.
***
3. MANQOBAH
KETIGA : KECERDASAN SYEKH ABDUL QODIR DALAM WAKTU MENUNTUT ILMU
Syekh Abdul
Qodir dalam menuntut ilmu berusaha mencari guru-guru yang sudah pakar dalam
ilmunya. Beliau mempelajari serta memperdalam bermacam-macam disiplin ilmu
diantaranya disiplin ilmu syari'ah.
Seluruh
gurunya mengungkapkan tentang kecerdasan Syekh Abdul Qodir. Beliau belajar ilmu
Fiqih dari Abil Wafa 'Ali bin 'Aqil. Dari Abi 'Ali Khotob alKaludiani dan Abi
Husein Muhammad bin Qodhi. Ditimbanya ilmu Adab dari Abi Zakaria At-Tibrizi.
Ilmu Thoriqoh dipelajarinya dari Syekh Abi Khoer Hamad bin Muslim bin Darowatid
Dibbas.
Sementara
itu, beliau terus menerus meraih pangkat yang sempurna, berkat rahmat Alloh
Yang Maha Esa sehingga beliau menduduki pangkat tertinggi. Dengan semangat
juang yang tinggi, disertai kebulatan tekad yang kuat beliau berusaha mengekang
serta mengendalikan hawa nafsu keinginannya. Beliau berkhalwat di Iraq dua
puluh tahun lamanya, dan tidak berjumpa dengan siapapun.
***
4. MANQOBAH
KEEMPAT : KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI SYEKH ABDUL QODIR
Akhlaq,
pribadi Syekh Abduk Qodir Jaelani sangat taqwa disebabkan sangat takutnya
kepada Alloh, hatinya luluh, air matanya bercucuran. Do'a permohonannya
diterima Alloh. Beliau seorang dermawan berjiwa sosial, jauh dari perilaku
buruk dan selalu dekat dengan kebaikan. Berani dan kokoh dalam mempertahankan
haq, selalu gigih dan tegar dalam menghadapi kemungkaran. Beliau pantang sekali
menolak orang yang meminta-minta, walau yang diminta pakaian yang sedang beliau
pakai. Sifat dan watak beliau tidak marah karena hawa nafsu, tidak memberi
pertolongan kalau bukan karena Alloh.
Beliau
diwarisi akhlaq Nabi Muhammad SAW., ketampanan wajahnya setampan Nabi Yusuf
a.s. Benarnya (shiddiqnya) dalam segala hal sama dengan benarnya Sayidina Abu
Bakar r.a. Adilnya, sama dengan keadilan Sayidina Umar bin Khottob r.a. Hilimnya
dan kesabarannya adalah hilimya Sayidina Utsman bin Affan r.a. Kegagahan dan
keberaniannya, berwatak keberanian Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu
wajhah.
***
5. MANQOBAH
KELIMA : PAKAIAN SYEKH ABDUL QODIR DAN UJIAN YANG BELIAU TERIMA
Pakaian
Syekh Abdul Qodir yaitu jubah dari bulu domba yang kasar, dikepala beliau
dililitkan sebuah kain. Di kala beliau berjalan walaupun jalan yang dilaluinya
banyak durinya, beliau jarang beralas kaki, tidak memakai terompah apalagi
sepatu. Makanannya cukup hanya makan buah-buahan dan dedaunan. Dan kebiasaan
beliau, tidak tidur dan tidak minum air kecuali hanya sedikit saja, dan pernah
dalam waktu yang lama, beliau tidak makan, kemudian beliau berjumpa dengan
seseorang yang memberikan sebuah pundi-pundi berisikan sejumlah uang dirham.
Sebagai pemberian hormat kepada pemberinya, beliau mengambil sebagian uang tadi
untuk membeli roti dan bubur, kemudian duduklah beliau untuk memakannya.
Tiba-tiba ada sepucuk surat yang tertulis demikian :
انما جعلت
الشهوات لضعفاء عبادي ليستعينوا بها على الطاعة واما الاقوياء فما لهم الشهوات
INNAMAA JU'ILATIS SYAHAWAATU
LIDHU'AFAA'I 'IBAADII LIYASTA'IINUU BIHAA 'ALAT-THO'AATI, WA AMMAL AQWIYAA'U
FAMAA LAHUMUS-SYAHAWAATU
“Sesungguhnya
syahwat-syahwat itu adalah untuk hamba-hambaKU yang lemah, untuk menunjang berbuat tho'at. Adapun
orang-orang yang kuat itu seharusnya tidak punya syahwat keinginan”
Maka setelah
membaca surat tersebut beliau tidak jadi makan. Kemudian beliau mengambial
saputangannya, terus meninggalkan makan roti dan bubur tadi. Lalu beliau
menghadap qiblat serta sholat dua roka'at. Setelah sholat, beliau mengerti
bahwa dirinya masih diberi pertolongan oleh Alloh SWT. Dan hal itu merupakan
ujian bagi beliau.
***
6. MANQOBAH
KEENAM : SYEKH ABDUL QODIR BERSAMA NABI KHIDHIR DI IRAQ
Pada waktu
Syekh Abdul Qodir memasuki negara Iraq, beliau ditemani oleh Nabi Khidhir a.s.,
pada waktu itu Syekh belum kenal, bahwa itu Nabi Khidhir a.s., Syekh dijanjikan
oleh Nabi Khidhir, tidak diperbolehkan mengingkari janji. Sebab kalau ingkar
janji, bisa berpisah. Kemudian Nabi Khidhir a.s. berkata : "Duduklah
engkau disini ! Maka duduklah Syekh pada tempat yang yang ditunjukkan oleh Nabi
Khidhir a.s. selama 3 tahun. Setiap tahunnya Syekh dikunjungi oleh Nabi Khidhir
a.s. sambil berkata : "Janganlah kamu meninggalkan tempat ini sebelum aku
datang kepadamu !".
***
7. MANQOBAH
KETUJUH : KEBIASAAN SYEKH ABDUL QODIR SETIAP MALAM DIGUNAKAN UNTUK IBADAH
SHOLAT DAN DZIKIR
Syekh Abu
Abdillah Muhammad al-Hirowi meriwayatkan bahwa :"Saya berkhidmat menjadi
mitra dan mendampingi Syekh Abdul Qodir selama empat puluh tahun lamanya.
Selama itu saya (Syekh Abu Abdillah) menyaksikan beliau bila sholat Shubuh
hanya dicukupkan dengan wudhu 'Isya, artinya beliau tidak bathal wudhu.
Seusai
sholat lalu Syekh masuk kamar menyendiri sampai waktu sholat Shubuh. Para
pejabat pemerintah banyak yang datang untuk bersilaturrahmi, tapi kalau
datangnya malam hari tidak bisa bertemu dengan beliau terpaksa mereka harus
menunggu sampai waktu Shubuh.
Pada suatu
malam saya mendampingi beliau, sekejap matapun saya tidak tidur, saya
menyaksikan sejak sore hari beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya
dilanjutkan dengan zikir, lewat sepertiga malam lalu beliau membaca :
ALMUHIITHUR
ROBBUSY SYAHIIDUL HASIIBUL FA'AALUL KHOLLAAQUL KHOOLIQUL BAARI`UL MUSHOWWIR.
Tampak
badannya bertambah kecil sampai mengecil lagi, lalu badannya berubah menjadi
besar dan bertambah besar, lalu naik tinggi ke atas meninggi bertambah tinggi
lagi, sampai tidak tampak dari pemandangan. Sejurus kemudian beliau muncul lagi
berdiri melakukan sholat dan pada waktu sujud sangat lama sekali.
Demikianlah
beliau mendirikan sholat semalam suntuk, dari dua pertiga malam harinya, lalu
beliau menghadap qiblat sambil membaca do'a.
Tiba-tiba
terpancarlah sinar cahaya menyoroti arah beliau dan badannya diliputi sinar
cahaya dan tidak henti-hentinya terdengar suara yang mengucapkan salam sampai
terbit fajar.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
8. MANQOBAH
KEDELAPAN : BERLAKU BENAR DAN JUJUR ADALAH PANDANGAN HIDUP SYEKH ABDUL QODIR
Diriwayatkan,
Syekh Abdul Qodir ditanya oleh seorang ikhwan, "Apakah pedoman dalam
pandangan hidup ber'amal?". Beliau menjawab: "Bagiku wajib benar
pantang untuk berdusta."
Diriwayatkan,
pada waktu Syekh menginjak usia muda belia, berusia 18 tahun. Pada suatu hari
yaitu hari Arafah bagi kaum muslimin yang naik haji atau sehari sebelum 'Iedul
Adha, beliau pergi ke padang rumput menggembalakan seekor unta. Ditengah
perjalanan unta tersebut menoleh ke belakang dan berkata kepada beliau :
"Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai penggembala unta."
Peristiwa
itu mengejutkan Syekh, dan beliau kembali pulang. Sekembali di rumahnya, beliau
naik ke atap rumahnya, dan dengan mata bathinnya beliau melihat suatu majelis
yang amat besar di Arafah. Setelah itu Syekh datang menemui ibunya dan berkata
: "Wahai Ibunda tercinta, tadi sewaktu saya menggembala unta, si unta
berkata padaku dengan bahasa manusia yang fasih ; 'Hei Abdul Qodir, kamu tercipta
bukan sebagai penggembala unta', karenanya bila bunda mengizinkan, saya ingin
mesantren ke negeri Baghdad."
Seperti
telah diketahui umum, pada waktu itu Baghdadlah pusat pengetahuan agama Islam.
Ketika
Ibunya mendengar permohonan puteranya, maka keluarlah air matanya, mengingat ia
sudah tua dan suaminya, yakni Ayahanda Syekh Abdul Qodir sudah lama meninggal
dunia; timbul pertanyaan di hati Sang Bunda: apakah aku akan bertemu lagi
dengan puteraku tercinta?
Akan tetapi
karena Sang Ibu adalah seorang wanita yang bersih hati, maka ia tidak
menghalangi niat mulia Sang Putra.
Lalu Sang
Ibu berkata: "Baiklah wahai anakku, bila memang tekadmu sudah bulat, Ibu
mengizinkanmu mesantren ke Baghdad, ini Ibu sudah mempersiapkan uang 40 dinar
yang ibu jahit dalam bajumu, persis dibawah ketiak bajumu. Uang ini adalah
peninggalan Almarhum Ayahmu. Namun sebelum berpisah, Ibu ingin agar kau
berjanji pada ibu, agar jangan pernah kau berdusta dalam segala keadaan."
Syekh Abdul
Qodirpun mempersembahkan janjinya pada Sang Bunda : "Saya berjanji untuk
selalu berkata benar dalam segala keadaan, wahai ibunda". Kemudian
berpisahlah ibu dan anak tersebut dengan hati yang amat berat.
Setelah
beberapa hari kafilah berangkat, dan Syekh Abdul Qodir turut pula di dalamnya
berjalan dengan selamat, maka tatkala kafilah itu hampir memasuki kota Baghdad,
di suatu tempat, Hamdan namanya, tiba-tiba datang segerombolan perampok. Enam
puluh orang penyamun berkuda merampok kafilah itu habis-habisan.
Semua
perampok tadi tidak ada yang memperdulikan, menganiaya atau bersikap bengis
kepada Syekh Abdul Qodir, karena beliau nampak begitu sederhana dan miskin.
Mereka berprasangka bahwa pemuda itu tidak punya apa-apa.
Kemudian ada
salah seorang penyamun datang bertanya "Hei anak muda, apa yang kau
punyai?" Kemudian Syekh menjawab :" Saya punya uang 40 dinar".
"Tampang
gembel gini ngaku kaya, huh,dasar!", hardik si penyamun sambil ngeloyor
pergi.
Lalu si
penyamun menghadap kepala rampok sambil mengadu :" Wahai ketua , tadi ada
pemuda miskin, ia mengaku mempunyai 40 dinar, namun tidak ada satupun yang
percaya."
"Dasar
bodoh, bukannya kalian buktikan, malah dibiarkan, bawa pemuda itu
kesini!", bentak si kepala rampok pada anak buahnya. Lalu Syekh di
hadapkan kepada pimpinan rampok dan ditanya oleh ketua rampok : "Hai anak
muda, apa yang kau punyai?".
Syekh Abdul
Qodir menjawab: "Sudah kubilang dari tadi, bahwa aku mempunyai 40 dinar
emas, di jahit oleh ibuku di bawah ketiak bajuku, kalau kalian tidak percaya
biar kubuktikan!". Lalu Syekh membuka bajunya dan mengiris kantong di
bawah ketiak bajunya dan sekaligus menghitung uang sejumlah 40 dinar tadi.
Melihat uang
sebanyak itu, sang kepala penyamun bukannya bergembira, tapi malah diam
terpesona sejenak, lalu bertanya pada Syekh : "Anak muda, orang lain
jangankan punya uang sebanyak ini, punya satu senpun kalau belum dipukul belum
mau menyerahkan, kenapa kamu yang punya uang sebanyak ini justru selalu jujur
kalau ditanya?".
Syekh
menjawab dengan tenang: " Aku telah berjanji pada ibuku untuk jujur dan
tidak dusta dalam keadaan apapun. Jika aku berbohong maka tidak bermakna
upayaku menimba ilmu agama."
Mendengar
jawaban itu, sang kepala penyamun tadi bercucuranlah air matanya, dan jatuh
terduduk di kaki Syekh Abdul Qodir sambil berkata : "Dalam keadaan segawat
ini, kau tidak berani melanggar janji pada ibumu, betapa hinanya kami yang
selama ini melanggar perintah Tuhan, sekarang saksikan di hadapanmu bahwa kami
bertobat dari pekerjaan hina ini."
Kemudian
kepala perampok tadi dan anak buahnya mengembalikan semua barang-barang hasil
rampokan kepada kafilah, perjalanan dilanjutkan sampai ke Baghdad. Anak buah
perampok semua mengikuti jejak langkah pemimpinnya. Kembalilah mereka kedalam
masyarakat biasa mencari nafkah dengan halal dan jujur.
*
Diriwayatkan, kepala perampok itu menjadi murid pertamanya.
***
9. MANQOBAH
KESEMBILAN: SYEKH ABDUL QODIR UNTUK PERTAMA KALINYA MEMBERIKAN CERAMAH
PENGAJIAN DI HADAPAN PARA ULAMA BAGHDAD
Dalam kitab
Bahjatul Asror diterangkan bahwa pada hari selasa tanggal enam bulan Syawal
tahun 521 Hijriyah menjelang waktu dzuhur, saya melihat kedatangan Rosululloh
SAW, kata Syekh Abdul Qodir, lalu beliau bersabda kepadaku : "Wahai
anakku, mengapa kamu tidak segera memberikan pengajian pada jama'ah pengajian
itu?". Lalu Syekh Abdul Qodir mengemukakan alasannya : "Ya
Rosulalloh, bagaimana saya bisa memberikan pengajian, sebagaimana diketahui
bahwa saya ini orang ajam, sedangkan mereka para Alim Ulama Baghdad yang akan
kuhadapi, mereka sangat fasih berbahasa Arab".
"Coba
buka mulutmu!", sabda Rosululloh SAW. yang ditujukan kepadaku. Lalu saat
itu pula saya membuka mulut, kemudian diludahinya mulutku tujuh kali oleh
Rosululloh SAW. Sabda beliau : "Mulai sekarang, silakan kamu mengajar,
ajaklah mereka menuju Tuhanmu dengan jalan hikmat dan kebijaksanaan, berikan
nasihat dengan tuntunan dan tutur kata yang baik." Setelah itu beliau
menghilang dari pandanganku. Setelah kejadian itu lalu aku melaksanakan sholat
Dzuhur.
Tidak berapa
lama kemudian saya melihat orang-orang berdatangan dari beberapa arah, mereka
berbondong-bondong menuju madrosahku. Menghadapi kejadian ini saya menjadi
gugup, badan terasa menggigil, dagu menggeletar, gigi gemeretak, hatiku
berdebar-debar. Dan anehnya lagi mulutku terasa terkunci dan tidak bisa
berbicara.
Menghadapi
kebingungan ini tiba-tiba terlihat Sayyidina Ali langsung berdiri di hadapanku
sambil bertanya: "Mengapa kamu tidak segera memulai pengajian?".
Dengan penuh khidmat saya menjawab: "Saya menjadi kaku dan gugup, tidak
bisa berbicara menghadapi orang banyak". Lalu beliau menyuruh padaku untuk
membuka mulut.
Setelah
mulutku dibuka agak ternganga, lalu diludahinya enam kali. Saya bertanya kepada
beliau: "Mengapa tidak tujuh kali ?". Beliau memjawab: " Karena
menghormati kepada yang lebih tinggi kedudukannya, yakni Rosululloh SAW".
Setelah itu beliau menghilang lagi dari pandanganku.
Sejurus
kemudian badanku menjadi tidak kaku dan hatiku terasa lapang, tidak ada sesuatu
apapun yang mengganjal, lalu saat itu pula pengajian dibuka dan dimulai dengan
lancarnya.
Pada
pengajian pertama itu saya mulai memberikan nasihat dengan pendahuluan
pembahasan sebagai berikut:
“ghowwasul
fikri yaghusu fi bahril qolbi 'ala duroril ma'arifi faastakhrijuhaa ilas
sahilis shodri fayunaadi 'alaiha simsarut turjumanil lisani watasytari
binafaisi husnit tho'ati fi buyutin adzinallohu anturfa'a.”
Pola pikirku
diibaratkan para penyelam, menyelam ke dasar lautan hati, untuk mencari mutiara
ma'rifat, setelah kuperoleh lalu aku muncul kepermukakaan tepi pantai lautan
dada, lalu para pialang melalui para penerjemahnya menawarkan dagangannya, dan
mereka membeli dengan nilai ketaatan, ketaqwaan yang baik.
Firman Alloh
dalam Al-Qur'an: “Pelita itu dalam rumah-rumah (mesjid) yang sudah diijinkan
Alloh menghormatinya dan menyebut namaNYA dalam rumah itu serta bertasbih
didalamnya pagi dan petang."
(Q.S. An-Nur
:36).
***
10. MANQOBAH
KESEPULUH : PARA ULAMA BAGHDAD BERKUMPUL DI MADROSAH SYEKH ABDUL QODIR DENGAN
MEMBAWA MASALAH YANG BERBEDA
Syekh Abu
Muhammad Al-Mufarroj meriwayatkan , pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh
Abdul Qodir, seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul masing-masing membawa
berbagai masalah untuk menguji Syekh, lalu beliau menundukkan kepalanya, maka
tampaklah oleh mereka cahaya laksana kilat keluar dari dada beliau. Kemudian
cahaya itu menghampiri dada tiap para ulama tadi, spontan mereka menjadi
gemetar kebingungan dan nafas mereka naik turun, lalu mereka berteriak dengan
teriakan yang sama, baju yang mereka pakai mereka robek-robek sendiri, demikian
pula sorban yang mereka pakai, mereka lemparkan sendiri, lalu mereka mendekati
kursi Syekh dan di pegangnya kaki beliau, lalu masing-masing bergiliran
meletakkan kaki Syekh di atas kepala mereka.
Pada saat
itu suasana menjadi gaduh dan hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para
alim ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka
satu-persatu dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan. Mereka menjadi
tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan.
***
11. MANQOBAH
KESEBELAS : TELAPAK KAKI NABI MUHAMMAD SAW. MEMIJAK PUNDAK SYEKH ABDUL QODIR
PADA MALAM MI'RAJ
Syekh
Rosyidin Al-Junaidi meriwayatkan, pada malam Mi'raj, malaikat datang menghadap
Rosululloh SAW. sambil membawa buroq. Tampak sekali kaki buroq itu bercahaya
laksana bulan, dan paku kasut telapak kakinya bersinar seperti sinar bintang.
Dikala buroq
itu dihadapkan kepada Rosululloh SAW., ia tidak bisa diam dan kakinya
bergoyang-goyang seperti sedang menari. Rosululloh SAW. bertanya " Mengapa
kamu tidak diam? Apakah kamu menolak untuk kutunggangi?". Buroq berunjuk
sembah: "Tidak, demi nyawa yang menjadi penebusnya, saya tidak menolak,
namun ada suatu permohonan, nanti pada waktu Rosululloh SAW. akan masuk surga,
jangan menunggangi yang lain selain saya sendiri yang menjadi tunggangannya."
Rosululloh SAW. menjawab: "baik, permintaanmu akan kukabulkan ".
Buroq masih mengajukan permohonannya: "Ya Rosulalloh, saya mohon agar
tangan yang mulia memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari
kiamat". Lalu dipegangnya pundak buroq itu oleh Rosululloh SAW. Karena
gejolak rasa gembira sehingga jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung
ruhnya, sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas setinggi empat puluh
hasta tinggi badannya. Rosululloh berdiri sebentar melihat badan buroq itu
menjadi naik keatas sehingga terpaksa Rosululloh SAW. mencari dan memerlukan
tangga.
Sementara
itu, sekonyong-konyong datanglah ruh Ghoutsul A'dhom Syekh Abdul Qodir Jailani
mengulurkan pundaknya sambil berkata: "Silahkan pundakku diinjak untuk
dijadikan tangga". Lalu Rosululloh memijakkan kaki beliau pada pundak
Syekh, dan ruh itu mengantarkan telapak kaki Rosululloh SAW. untuk menunggangi
buroq. Di saat itu Rosululloh SAW. bersabda: "Telapak kakiku menginjak
pundakmu, dan telapak kakimu nanti akan menginjak pundaknya para waliyulloh.
***
12. MANQOBAH
KEDUA BELAS: PARA WALI MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH ABDUL QODIR
Diriwayatkan
dalam kitab Roudhotun Nadhirin fii Manaqibi As-Syaikh Abdul Qodir, pada masa
periode keenam dari zaman Abi Ali Al-Hassan As-Sirri, sampai pada masa
kelahiran Syekh Abdul Qodir, tidak ada seorang 'alim ulama, kecuali pada
umumnya mereka membicarakan tentang keagungan pangkat kewalian Syekh dan akan
menginjak pundak para waliyulloh.
Para 'alim
ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota
Asfahan ia menolak isi dari pengumuman itu. Dengan adanya penolakan tentang
kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya.
Hampir
tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat
kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.
***
13. MANQOBAH
KETIGA BELAS: KERUSAKAN ORANG-ORANG YANG MENYEBUT SYEKH ABDUL QODIR TANPA
BERWUDHU
Dalam kitab
Kanzil Ma'ani diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pada waktu pertama kali
beliau menerima pangkat kewaliannya, beliau diliputi dengan sifat Jalaliyah
Alloh, yakni sifat Keperkasaan-Kesaktian. Oleh karena itu namanya menjadi
sangat sakti. Kesaktiannya telah terbukti bagi orang yang menyebut nama Syekh
Abdul Qodir dengan bersikap secara tidak sopan, menyebut nama beliau dengan
tidak punya wudhu, akan putus lehernya.
Pada waktu
berjumpa dengan Rosululloh SAW., Rosul berpesan: "Wahai Abdul Qodir, sikap
perilakumu itu jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama Alloh dan
namaku, mereka tidak bersifat sopan".
Setelah
menerima amanat beliau, saat itu juga sikap perbuatan itu beliau tinggalkan.
Banyak ulama
Baghdad yang menghadap Syekh Abdul Qodir, mereka mengharapkan agar beliau
melepaskan sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang menjadi korban, dan
merasa iba terhadap mereka. Syekh Abdul Qodir berkata :"Sesungguhnya hal
ini bukanlah keinginan saya, saya menerima sabda dari Alloh yang isinya:
"Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu juga ku agungkan".
Para alim
ulama mengemukakan yang menjadi sebab nama Syekh Abdul Qodir itu sangat sakti
karena beliau selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina Ali
Karromallohu Wajhah.
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
***
14. MANQOBH
KEEMPAT BELAS : ORANG YANG MEMBACA HADIAH (BERTAWASUL) KEPADA SYEKH ABDUL QODIR
AKAN DI HASILKAN MAKSUDNYA
Diriwayatkan
oleh guru-guru yang telah mendapat kehormatan, barang siapa yang menyebut nama
Syekh Abdul Qodir dengan tidak berwudhu, Alloh akan menyempitkan rezeqinya. Dan
barang siapa yang bernazar akan membaca hadiah bagi Syekh Abdul Qodir, harus
segera dilaksanakan agar kelak jangan disebut orang yang menantang dan
dikhawatirkan akan menerima kutukan.
Barangsiapa
yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam Jum'at lalu dibagikan pada
faqir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan membaca fatihah
kepada Syekh Abdul Qodir lalu dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Alloh
akan dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat pertolongan dari Alloh.
Barangsiapa
yang membaca fatihah berhadiah kepada Syekh Abdul Qodir, bagi orang tersebut
akan diberi kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala kesulitan dunia dan
akhirat.
Barangsiapa
yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan mempunyai wudhu dengan keikhlashan
serta mengagungkan dan menghormati kepada beliau, Alloh akan melimpahkan
kegembiraan pada hari itu baginya serta akan dilebur dosanya.
***
15. MANQOBAH
KELIMA BELAS: NAMA SYEKH ABDUL QODIR SEPERTI ISMUL A'DZHOM
Di dalam
kitab Haqoiqul-Haqoiq diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap
Syekh Abdul Qodir mengadukan hal anaknya: "Saya hanya mempunyai seorang
anak, kini ia hilang tenggelam kedasar laut, saya percaya dengan penuh
keyakinan bahwa Syekh bisa mengembalikan lagi anak saya dan menghidupkan
kembali, hidup seperti sedia kala, untuk hal ini saya mohon
pertolongannya".
Mendengar
keluhan dan permohonan perempuan itu, Syekh berkata: "Sekarang juga
pulanglah dan anakmu sekarang sudah berada di rumahmu".
Perempuan
itu pulang dengan tergesa-gesa, setibanya di rumah, anaknya itu tidak ada.
Sementara
itu segera ia menghadap lagi kepada Syekh sambil menangis melapor bahwa anaknya
itu tidak ada di rumahnya.
Syekh
berkata: "Sekarang anakmu sudah berada di rumahmu, sebaiknya kamu segera
pulang".
Perasaan
rindu pada anaknya menggebu-gebu, namun setibanya di rumah, anaknya belum juga
ada. Dengan penuh keyakinan ia tidak merasa putus asa datang lagi menghadap
Syekh sambil menangis menjerit-jerit, mohon supaya anaknya itu hidup lagi.
Sejenak
kemudian Syekh menundukkan kepalanya dan tegak kembali sambil berkata:
"Sekarang tidak salah lagi, pasti anakmu saat ini juga sudah berada di
rumah".
Dengan penuh
harap ia pulang menuju rumahnya, dan setibanya di rumah ternyata anaknya dengan
selamat hidup kembali berkat karomah Syekh Abdul Qodir.
Menghadapi
peristiwa ini, Syekh Abdul Qodir bermunajat mengadukan halnya kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa sambil menumpahkan isi hatinya: "Sungguh saya merasa malu, Ya
Alloh, oleh seorang perempuan sampai tiga kali ia mengadukan hal anaknya. Apa
latar belakangnya, dan apa pula hikmah dari segala rahasia keterlambatan ini
?".
Alloh
menjawab: "Semua ucapan dan janjimu kepada perempuan itu, kesemuanya itu
benar tidak salah. Dan untuk diketahui pada waktu pertama kamu mengatakan pada
perempuan itu bahwa anaknya sumah berada di rumah, waktu itu malaikat baru
mengumpulkan tulang belulangnya yang berserakan, dan untuk perkataan dan
janjimu yang keduakalinya, juga tidak salah, karena waktu itu seluruh anggota
tubuhnya baru utuh kembali dan dihidupkan, dan ketigakalinya pada waktu
perempuan itu tiba di rumahnya, si anak itu baru diangkat dari dasar laut dan
dikembalikan kerumahnya."
Kemudian
Syekh mengadu lagi pada Tuhan : "Ya Alloh, Engkau menciptakan makhluk
penghuni dunia yang berlimpah ruah banyaknya dan beraneka ragam jenisnya, hal
itu sangat mudah bagi-Mu, hanya sekilas lintas dan sepatah kata saja sudah
terwujud, demikian pula halnya pada waktu mengumpulkan makhluk-Mu di Padang
Mahsyar hanya dalam tempo yang singkat sudah berkumpul, dibandingkan dengan
hanya seorang anak yang saya mohonkan sampai ia terlambat dan cukup makan waktu
yang lama, apa pula hikmahnya Ya Alloh?".
Ketika itu
Alloh bersabda: "Wahai Abdul Qodir, kamu jangan merasa sakit hati,
sekarang kamu silakan minta pasti
Kuberi".
Dengan
spontan Syekh merebahkan kepalanya bersujud syukur sambil berkata: "Engkau
Kholiq pencipta semua makhluq, dan saya makhluk yang diciptakan oleh-Mu,
semuanya juga pemberian-Mu, rasa syukur yang tiada terhingga saya ucapkan atas
segala anugerah-Mu yang kuterima".
Lalu Alloh
memberi hadiah kehormatan kepada Syekh dan bersabda: "Barang siapa
melihatmu pada hari Jum'at, ia akan Ku-jadikan wali, dan kalau kamu melihat
ketanah tentu akan jadi emas".
Syekh
berkata lagi: "Ya Alloh, semua anugerah pemberian-MU itu rasanya kurang
bermanfaat bagiku, saya mohon karunia-Mu yang lebih bermanfaat dan lebih mulia
setelah saya meninggal dunia".
Alloh
bersabda: "Namamu dibuat seperti nama-Ku pada imbalan pahalanya. Aarang
siapa Barang menyebut namamu, pahalanya sama dengan orang yang menyebut
nama-KU".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
allohummansyur
'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.
***
16. MANQOBAH
KEENAMBELAS: SYEKH ABDUL QODIR MENGHIDUPKAN ORANG YANG SUDAH MATI DALAM KUBUR
Dalam kitab
Asrorut Tholibin diriwayatkan Syekh Abdul Qodir pada waktu melewati suatu
tempat, beliau bertemu dengan seorang umat Islam sedang hangat bersilat lidah,
berdebat dengan seorang umat Nasrani.
Setelah
beliau mengadakan penelitian dan pemeriksaan yang seksama apa yang menjadi
sebab sehingga terjadi perdebatan yang sengit itu, kata seorang Muslim:
"Sebenarnya kami sedang membanggakan Nabi kami masing-masing, siapa di
antara Nabi kami yang paling baik, dan saya berkata padanya Nabi Muhammad-lah
Nabi yang paling utama". Kata orang Nasrani: "Nabi Isa-lah yamg
paling sempurna".
Syekh
bertanya kepada orang Nasrani: "Apa yang menjadi dasar dan apa pula
dalilnya kamu mengatakan bahwa Nabi Isa-lah lebih sempurna dari Nabi
lainnya".
Lalu orang
Nasrani itu menjawab: "Nabi Isa mempunyai keistimewaan, beliu menghidupkan
kembali orang yang sudah mati".
Syekh
melanjutkan lagi pertanyaannya: "Apakah kamu tahu aku ini bukan Nabi, aku
hanya sekedar pengikut dan penganut agama Nabi Muhammad SAW?".
Kata orang
Nasrani: "Ya benar, saya tahu".
Lebih jauh
Syekh berkata lagi: "Kalau kiranya aku bisa menghidupkan kembali orang
yang sudah mati, apakah kamu bersedia untuk percaya dan beriman kepada agama
Nabi Muhammad SAW ?".
"Baik,
saya mau beriman kepada agama Islam", jawab orang Nasrani itu.
"Kalau
begitu, mari kita mencari kuburan".
Setelah
mereka menemukan sebuah kuburan dan kebetulan kuburan itu sudah tua, sudah
berusia lima ratus tahun, lalu Syekh mengulangi lagi pertanyaannya: "Nabi
Isa kalau akan menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya ?".
Orang
Nasrani menjawab: "Beliau cukup mengucapkan QUM BIIDZNILLAH (Bangun kamu
dengan Izin Alloh)".
"Nah
sekarang kamu perhatikan dan dengarkan baik-baik !", kata Syekh, lalu
beliau menghadap pada kuburan tadi sambil mengucapkan: "QUM BIIDZNII
(Bangun kamu dengan izinku)".
Mendengar
ucapan itu orang Nasrani tercengang keheranan, belum habis herannya, kuburan
terbelah dua, keluar mayat dari dalamnya. Mayat itu keluar sambil bernyanyi.
Konon pada waktu hidupnya mayat itu seorang penyanyi.
Menyaksikan
peristiwa aneh tersebut, ketika itu juga, orang Nasrani berubah keyakinannya
dan beriman masuk agama Islam.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohummansyur
'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan.
***
17. MANQOBAH
KE TUJUH BELAS : SYEKH ABDUL QODIR MEREBUT RUH DARI MALAKUL MAUT
Abu Abas
Ahmad Rifa'i meriwayatkan , ada seorang pelayan Syekh Abdul Qodir meninggal
dunia, kemudian isterinya datang menghadap beliau mengadukan halnya sambil
menangis. Maka terbitlah belas kasihan dalam hati beliau karena ratap tangis
itu. Lalu pada sore harinya terbanglah beliau ke angkasa mengejar malaikat maut
yang sedang kelangit membawa keranjang maknawi penuh berisi ruh-ruh manusia dan
baru selesai tugasnya mencabut nyawa orang pada hari itu.
Kemudian
beliau meminta kepada malaikat maut supaya menyerahkan kepada beliau nyawa
muridnya atau mengembalikan nyawa tersebut pada badannya semula. Permintaan itu
ditolak oleh malaikat maut. Karena penolakan itu, beliau merebut dan menarik
keranjang maknawi, maka tumpahlah semua nyawa yang ada dalam keranjang,
nyawa-nyawa itu pun kembali ke jasadnya masing-masing.
Menghadapi
peristiwa ini malaikat dengan segera mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa : "Ya Alloh, Engkau mengetahui tentang kekasih-Mu dan wali-Mu Abdul
Qodir.
Alloh
bersabda : "Memang benar, Abdul Qodir itu kekasih-Ku, karena tadi nyawa
pelayannya tidak kamu berikan, akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang
kamu menyesal karena kamu tidak memberikannya.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
allohummansyur
'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.
***
18. MANQOBAH
KE DELAPAN BELAS: BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BAYI PEREMPUAN MENJADI BAYI
LAKI-LAKI
Syekh Hawad
Al-Qodiri meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang menghadap Syekh Abdul
Qodir dengan permohonan ingin memperoleh anak laki-laki karena Syekh tempat
berlindungnya orang banyak, dan do'anya selalu di terima Alloh SWT.
Kata Syekh :
"Permohonanmu itu wajar-wajar saja, nanti juga kamu akan memperoleh anak
laki-laki".
Mendengar
pernyataan yang menggembirakan itu setiap hari ia selalu hadir di madrosah
majelis ta'lim Syekh Abdul Qodir.
Beberapa
hari kemudian isterinya melahirkan anak bayi perempuan, lalu dengan segera ia
membawa bayi itu menghadap Syekh, sambil menyerahkan bayinya ia berkata
diiringi keluhan: "Dari dahulu saya selalu mengharap ingin memperoleh anak
lelaki, namun kenyataannya kini bayi perempuan, bukan bayi laki-laki".
Kata Syekh :
"Segera balut burit bayimu itu dan bawa pulang, nanti juga kamu akan
memperoleh bayi laki-laki". Kemudian dibalutnya bayi itu dengan pemburitan
lalu diemban dibawa pulang.
Setibanya di
rumah lalu dibuka pembebat bayinya, dan dengan diliputi rasa bahagia si mungil
bayi itu menjadi bayi laki-laki berkat karomah Syekh Abdul Qodir dan seijin
Alloh
Yang Maha
Kuasa.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
allohummansyur
'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.
***
19. MANQOBAH
KESEMBILAN BELAS : DISELAMATKANNYA ORANG YANG FASIQ KARENA MENJAWAB SYEKH ABDUL
QODIR KEPADA MALAIKAT MUNKAR NAKIR
Diceritakan
pada zaman Syekh Abdul Qodir ada orang yang fasiq, tetapi sangat
mahabbah/mencintai Syekh Abdul Qodir. Setelah orang itu meninggal, kemudian di
dalam kubur ditanya oleh Malaikat Munkar Nakir. Jawaban orang tersebut hanyalah
Abdul Qodir. Kemudian datanglah sebuah jawaban dari Alloh: "Wahai Munkar
Nakir, orang itu memang betul-betul fasiq, dan harus disiksa, tetapi karena dia
sangat mahabbah /mencintai kepada kekasih-Ku maka diampuni oleh-Ku.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohummansyur
'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan.
***
20. MANQOBAH
KEDUAPULUH : SEEKOR BURUNG PIPIT TERBANG DIATAS KEPALA SYEKH ABDUL QODIR, LALU
JATUH DAN MATI
Sebagian
dari karomah Syekh Abdul Qodir sedang berwudhu, tiba-tiba beliau dikotori oleh
seekor burung pipit yang sedang terbang diatas kepala beliau, kemudian Syekh
mengangkat kepala dan dilihatnya burung pipit itu, maka jatuhlah burung itu dan
mati.
Kemudian
pakaian yang sedang beliau pakai yang dikotori tadi lalu dicucinya dan
disedekahkan sebab kematian seekor burung pipit, beliau berkata : "Kalau
sekiranya kami berdosa karena matinya seekor burung pipit, maka kain ini
sebagai kifaratnya".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohummansyur
'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan.
***
21. MANQOBAH
KEDUA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR MENGUSAP BURUNG ELANG YANG TERPUTUS
KEPALANYA DAN TERBANG KEMBALI
Diriwayatkan
sebagian dari karomah Syekh Abdul Qodir, pada suatu hari Syekh Abdul Qodir
sedang mengadakan pengajian di hadapan murid-muridnya di madrosah yang beliau
pimpin. Waktu itu keadaan cuaca sangat buruk angin berhembus dengan kencangnya,
tiba-tiba muncul seekor burung elang melewati atap madrosah dengan suara yang
keras hingar bingar mengganggu orang yang hadir dimajelis pengajian, maka
beliau berkata : "Wahai angin, potonglah kepalanya !". Lalu angin
bertiup dengan kencangnya memotong kepala burung elang sehingga terpisah dari
badannya dan jatuh dihadapan Syekh.
Kemudian
beliau turun dari kursinya mengambil bangkai burung elang itu dan meletakkannya
di atas tangan beliau, diusapnya burung itu dengan membaca :
بسم الله
الرحمن الرحيم
tiba-tiba
burung elang hidup kembali kemudian terbang lagi dengan ijin Alloh SWT, dan hal
ini disaksikan oleh segenap jama'ah pengajian.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
allohummansyur
'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.
***
22. MANQOBAH
KE DUA PULUH DUA : SYEKH ABDUL QODIR TIAP TAHUN MEMBEBASKAN HAMBA SAHAYA DARI
PERBUDAKAN, SERTA NILAI BUSANA
Pada
sebagian kitab manaqib meriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir tiap hari raya
sudah menjadi tradisi beliau membeli beberapa hamba sahaya untu dimerdekakan
dari belenggu perbudakan. Setelah dimerdekakan demi membina kemantapan lebih
lanjut Syekh mewusulkan mereka kepada Alloh SWT.
Syekh Abdul
Qodir bila berpakaian, beliau memakai pakaian yang serba indah, bagus dan mahal
harganya. Nilai kainnya harga perkilonya (0, 6888 M) seharga 10 dinar, dan
tutup kepalanya seharga 70 ribu dinar. Terompahnya untuk alas kaki yang beliau
pakai bertaburan intan berlian dan jamrud. Paku terompahnya terbuat dari perak,
namun pakaian yang serba mewah dan indah itu bila ada orang yang memerlukannya
saat itu juga beliau berikan.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohummansyur
'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan.
***
23. MANQOBAH
YANG KEDUA PULUH TIGA : SYEKH ABDUL QODIR MENERIMA MAKANAN YANG TURUN DARI LANGIT
Diriwayatkan,
pada waktu Syekh Abdul Qodir sedang berkhalwat selama empat puluh hari lamanya,
beliau bermaksud demgan niat yang kuat, yaitu tidak akan minum dan makan berupa
makanan dunia, terkecuali kalau makanan itu turun dari langit, dan air untuk
minum pada waktu berbuka puasa.
Tinggal dua
puluh hari lagi menuju hari yang keempat puluh, terbukalah langit-langit atap
rumahnya. Dikala itu datang seorang laki-laki membawa wadah tempat buah-buahan
yang dipegang dengan kedua belah tangannya yang berisikan aneka ragam
buah-buahan yang langka adanya, rupanya bagus serta mengagumkan mata. Lalu
dihidangkan kepada Syekh, beliau berkata : "Ini makanan dari mana?"
Sang pembawa tadi menjawab :"Ini dari alam malakut dan jamuan ini untuk Syekh".
Syekh menjawab : "Jauhkan wadah itu dari pandanganku, karena emas dan
perak diharamkan oleh Rosululloh SAW". kemudian wadah yang terbuat dari
emas dan perak itu dibawa kembali.
Pada waktu
akan berbuka puasa datang berkunjung malaikat sambil berkata : "Wahai
Abdul Qodir, ini jamuan dari Alloh SWT". Disodorkan baki yang penuh diisi
makanan, lalu beliau terima dan beliau makan bersama-sama dengan para
pelayannya.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
24. MANQOBAH
KEDUA PULUH EMPAT : MASYARAKAT YANG MENDERITA PENYAKIT THO'UN/KOLERA SEMBUH
DENGAN RUMPUT DAN AIR MADROSAH SYEKH
Para ulama
meriwayatkan, pernah terjadi pada zaman Syekh Abdul Qodir telah berjangkit
wabah penyakit tho'un / kolera sehingga ratusan ribu orang yang meninggal
dunia.
Berduyun-duyun
masyarakat datang minta pertolongan kepada Syekh, beliau mengumukan kepada
masyarakat : "Barang siapa yang memakan rerumputan yang tumbuh di sekitar
madrosahku, Alloh akan menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat".
Karena
terlalu banyak yang sakit dan rerumputan sebagai obat penangkal tidak cukup
malah sudah habis, lalu Syekh mengumumkan lagi : "Barang siapa yang
meminum air madrosahku akan disembuhkan Alloh SWT."
Mendengar
pengumuman itu, para penderita penyakit, mereka beramai-ramai minum air yang
ada di sekitar madrosah Syaikh, seketika itu juga mereka menjadi sembuh
kembali, sehat wal'afiat. Penyakit tho'un yang mengganas segera lenyap.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
25. MANQOBAH
KEDUA PULUH LIMA : TULANG BELULANG AYAM HIDUP KEMBALI BERKAT KAROMAH SYEKH
ABDUL QODIR
Diriwayatkan,
ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengantarkan anaknya
untuk berguru pada Syekh, untuk mempelajari ilmu suluk, Syekh memerintahkan
agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan
ditempatkan di ruang kholwat.
Beberapa
hari kemudian si ibu selaku orangtua murid datang menengok anaknya dan dilihat
tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu
kemudian masuk keruang Syekh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa
makanan daging ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata :"Menurut
penglihatan saya Tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak. Sedang anak
saya badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk
hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?".
Mendengar
pertanyaan itu lalu Syekh meletakkan tangannya di atas tulang-belulang ayam
sambil bekata :
قومي باذن
الله تعالى الذي يحي العظام وهي رميم
QUUMII BI
IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL 'IDZOMA WA HIYA ROMIIM
(berdirilah
dengan idzin Alloh yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).
Lalu
berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam kembali sambil berkokok :
لا اله الا
الله محمد رسول الله الشيخ عبد القادر ولي الله
(Tidak ada
Tuhan selain Alloh, Muhammad utusan Alloh, Syekh Abdul Qodir kekasih Alloh).
Syekh
berkata pula kepada orang tua anak itu : "Kalau anakmu dapat berbuat
seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal yang halal".
Ibu itu
merasa malu oleh Syekh dan mohon maaf atas prasangka yang buruk. Dengan
keyakinan yang bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada Syekh untuk dididik.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
26. MANQOBAH
KEDUAPULUH ENAM: ANJING PENJAGA ISTAL SYEKH ABDUL QODIR MEMBUNUH SEEKOR HARIMAU
Diriwayatkan,
bahwa Syekh Ahmad Zandah bila berkunjung bersilaturrohmi kepada para
waliyulloh, ia selalu menunggang seekor harimau, dan bagi pribumi yang
dikunjunginya harus menyediakan seekor sapi untuk pangan harimaunya.
Pada waktu
ia berkunjung kepada Syekh Abdul Qodir, dimintanya seekor sapi yang digunakan
sebagai penarik timba air setiap harinya, karena kebetulan sapi itu yang
dilihatnya.
Sementara
harimau sedang mengintai sapi yang menjadi mangsanya, tidak diketahui
sebelumnya bahwa di situ ada seekor anjing galak penjaga istal kuda kepunyaan
Syekh, tiba-tiba anjing itu menyerang, menerkam harimau dan digigitnya hingga
mati. Ahmad Zandah terkejut, timbul perasaan malu pada dirinya, dengan
merendahkan diri dan sikap hormat segera ia menghadap Syekh lalu mencium tangan
beliau.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
27. MANQOBAH
KE DUAPULUH TUJUH : SYEKH ABDU QODIR MEMBELI EMPAT PULUH EKOR KUDA UNTUK
CADANGAN OBAT ORANG SAKIT
Diriwayatkan,
ada seseorang yang bertempat tinggal di suatu tempat agak jauh dari kota
baghdad. Terbetik berita yang sampai kepadanya tentang kemasyhuran Syekh Abdul
Qodir, ia bermaksud akan berziarah berkunjung ke rumah Syekh karena terdorong
rasa mahabbah.
Setiba di
kota Baghdad, ia tercengang keheran-heranan melihat bangunan istal kuda
kepunyaan Syekh sangat megah dan bagus, papan lantai istalnya dibuat dari emas
dan perak,pelananya dibuat dari sutra dewangga yang indah warnanya, kudanya ada
40 ekor semuanya bagus dan mulus sehingga kebagusannya tidak ada tolok
bandingannya.
Terlintas dalam
hatinya prasangka yang kurang baik, bisikkan hatinya berbicara: "Konon
dikatakan orang ia seorang wali, tetapi mengapa kenyataannya jauh berbeda
sekali ?. Ia seorang penggemar pencinta dunia. di mana ada seorang wali yang
cenderung mencintai dunia ?. Sikap prilaku semacam begini tidak pantas
diberikan gelar waliyulloh (Kekasih Alloh)".
Semula ia
ingin bertemu dengan Syekh. seketika itu juga dibatalkan niatnya tadi, lalu ia
bertamu kepada seseorang di kota itu.
Selang
beberapa hari kemudian ia jatuh sakit, dan penyakitnya sangat parah, tidak ada
seorang dokterpun di kota itu yang mampu mengobati penyakitnya. Kebetulan ada
seorang ulama ahli hikmah, ia memberi petunjuk, katanya: "Menurut diagnosa
penyakitnya itu sangat canggih, sulit untuk bisa sembuh, kecuali kalau diobati
dengan terapi hati kuda sebanyak empat puluh hati kuda, baru bisa sembuh,
dengan persyaratan kudanya harus memiliki, mempunyai sifat dan bentuk khas
tertentu."
Di antara
mereka ada yang memperhatikan, dan menyarankan segera menghubungi Syekh,
"Karena beliaulah yang memiliki beberapa ekor kuda dan mempunyai sifat
bentuk khas yang diperlukan itu. Mintalah kepada beliau pertolongan dan
bantuannya. Beliau seorang dermawan dan suka memberi pertolongan."
Di waktu
mereka menghadap Syekh, dengan suka rela beliau mengabulkan permintaan mereka,
setiap harinya disembelih seekor kuda untuk diambil hatinya, sehingga kuda yang
empat puluh ekor itu habis semuanya.
Dengan
pengobatan empat puluh hati kuda, sembuhlah orang itu dari penyakitnya, ia sembuh
sehat seperti sedia kala. Dengan rasa syukur yang tiada hentinya diiringi rasa
malu, ia datang menghadap Syekh untuk mohon ampunannya.
Syekh
berkata: "Untuk dikatahui olehmu, bahwa sejumlah ekor kuda yang ku beli
itu sebenarnya cadangan dan bagian untukmu, karena aku tahu bahwa kamu akan
mendapat musibah menderita penyakit parah yang tidak ada obatnya kecuali harus
dengan empat puluh kerat hati kuda. Aku tahu maksudmu, semula kamu datang
berziarah kepadaku semata-mata didorong rasa cinta kepadaku, namun waktu itu
kamu berprasangka buruk, dan kau tidak tahu hal yang sebenarnya sehingga kamu
bertamu kepada orang lain."
Setelah
mendengar penjelasan itu, ia merasa banyak bersalah dan segera ia bertobat,
lalu Syekh meluruskan dan memantapkan keyakinannya.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
28. MANQOBAH
KEDUA PULUH DELAPAN : JIN DAN SYETAN DIBAWAH KEKUASAAN SYEKH ABDUL QODIR
Diriwayatkan,
pada waktu Nabi Sulaiman a.s. memusatkan perhatian pada renungannya, terlintas
dalam hati beliau kekhawatiran terhadap ummat nanti di akhir zaman.
Kekhawatiran dari gangguan jin dan kenakalan syaithan yang demikian jahatnya
dengan perbuatan yang tidak sopan.
Tiba-tiba
terdengar suara dari alam ghaib, sabda Alloh : "Kamu jangan khawatir,
sebab nanti akan lahir Nabi penghabisan yaitu Muhammad SAW. Diantara salah
seorang anak cucunya ada yang bernama Abdul Qodir, ia akan diberi kekuasaan
menguasai jin dan syethan, tidak ada jin dan syetan yang tidak tunduk
kepadanya."
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
29. MANQOBAH
KEDUA PULUH SEMBILAN : MENGAMPUNINYA RAJA JIN KEPADA ORANG YANG TELAH MEMBUNUH
ANAKNYA
Ulama
Baghdad meriwayatkan,
bahwa di
Baghdad ada seorang
ulama',
seusai sholat Jum'at
berangkatlah
ia diiringi para
santri-santrinya
berziarah ke
pemakaman.
Di tengah
perjalanan
ia menemukan
seekor ular hitam
yang sedang
melata. Dipukulnya ular itu dengan tongkat sampai mati. Setelah ular dibunuh
langsung saja alam sekitar daerah
itu diliputi
kabut kelam dan menjadi gelap. Para santrinya tambah terkejut karena gurunya
mendadak hilang. Mereka berusaha mencari ditiap-tiap tempat namun tidak
ditemukan.
Tiba-tiba gurunya muncul kembali dengan pakaian serba baru. Mereka heran, dan
segera menghampiri gurunya
sambil
menanyakan kejadian yang
dialaminya.
Kemudian diceritakannya bahwa
asal
kejadian itu begini permulaannya:
"Tadi
waktu cuaca gelap, aku dibawa oleh Jin menuju sebuah pulau. Lalu aku dibawa
menyelam kedasar laut menuju suatu daerah kerajaan jin, dan aku dihadapkan
kepada sang
raja jin.
Pada waktu aku bertemu, ia sedang berdiri di atas singgasana mahligai
kerajaannya.
Dihadapannya
membujur sesosok mayat di atas panca persada yang sangat indah bentuknya.
Kepala mayat itu pecah, darah mengalir dari tubuhnya.
Sejurus
kemudian
sang raja
jin bertanya kepada pengawalnya yang membawa aku: "Siapa orang yang kau
bawa itu?".
Para
pengawalnya menjawab : "Inilah orang yang telah membunuh putera tuanku
raja".
Lalu raja
jin menatap tajam padaku dengan muka marah. Wajahnya merah padam, dengan
geramnya raja jin menghardikku: "Mengapa kamu membunuh anakku yang tidak
berdosa? Bukankah kamu lebih tahu
tentang
dosanya membunuh, padahal kamu katanya seorang ulama' yang mengetahui
masalah-masalah hukum?!", Dia berkata
dengan suara
lantang muka
berang
menakutkan.
Segera aku
menjawab menolak tuduhan itu: "Perkara membunuh anakmu aku tolak, apalagi
yang namanya membunuh, bertemu
mukapun aku
belum pernah."
Raja jin
menjawab :"Kamu tidak bisa menolak, ini buktinya, para saksinya juga
banyak!".
Lalu dengan
tegas tuduhan itu
kusanggah:
"Tidak, tidak bisa, semuanya bohong, itu fitnah semata!".
Para saksi
jin mengusulkan supaya raja
memeriksa
darah yang melekat diujung tongkatnya. Lalu sang raja bertanya: "Itu darah
apa yang ada ditongkatmu?".
Aku
menjawab: "Darah ini bekas cipratan darah ular yang kubunuh".
Raja jin
berkata dengan geramnya: "Kamu
manusia yang
paling bodoh. Kalau kamu tidak tahu ular itu anakku!".
Dikala itu,
aku bingung tidak bisa menjawab lagi, sehingga aku pusing, bumi dan langit
terasa sempit karena sulit mencari jalan pemecahannya.
Raja jin
melirik kepada seorang hakim selaku aparatnya seraya berkata: "Manusia ini
sudah mengakui kesalahannya, ia telah membunuh
anakku, kamu
harus segera memutuskan hukumannya yaitu ia harus dibunuh!".
Setelah
jatuh keputusan, aku diserahkan
kepada
seorang algojo. Pada waktu kepalaku akan dipancung, algojo sedang mengayunkan
pedangnya
kearah leherku, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan bercahaya sambil
berseru:
"Berhenti! Sekali-kali jangan kau bunuh orang ini, ia murid Syekh Abdul
Qodir", sambil matanya menatap raja jin dengan sorotan tajam. Lalu ia
berkata: "Coba apa jawabanmu kepada Syekh kalau beliau marah padamu karena
membunuh muridnya?".
Raja jin
melirik ke arahku sambil berkata: "Karena aku menghormati dan memuliakan
Syekh,
dosamu yang begitu besar kuampuni, dan kamu bebas dari hukuman. Tetapi sebelum
kau pulang, kamu harus jadi imam
sholat untuk
menyembahyangkan mayat
anakku
almarhum dan bacakan istighfar mohon diampuni dosanya".
Setelah
selesai menyembahyangkan, pada waktu pulang aku diberi hadiah pakaian
bagus dan
diantarkan ketempat semula tadi".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
30. MANQOBAH
KETIGA PULUH : BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BISA MENOLAK GANGGUAN JIN DAN
ORANG JAHAT
Syekh Jalal
al-Bukhori
meriwayatkan,
barangsiapa
diganggu/kemasukan
jin supaya
dibacakan
ketelinga orang itu
bacaan
ﻳﺎ ﺣﻀﺮﺓ
ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ
ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻲ
"Ya
hadhrotas Syaikh Quthubul
'alamiin
Muhyiddin Abdul Qodir al-
Jailaniy".
Insya Alloh
ia akan
sembuh. Dan
barangsiapa merasa
takut dari
gangguan orang jahat
atau musuh,
maka ambil
segenggam
tanah hitam dan baca
nama Syekh
Abdul Qodir pada
tanah itu
lalu sebarkan kearah
yang
ditakuti, insya Alloh akan
terpelihara
dari kejahatan.
Barang siapa
yang mendapat
kesusahan
hidup, lalu ia
bertawassul
kepada Syekh Abdul
Qodir, Alloh
akan mengganti
kesusahan
dengan kesenangan,
dan kesulitan
dengan
kemudahan.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
31. MANQOBAH
KETIGA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR BERZIARAH KE MAKAM ROSULULLOH SAW DAN
MENCIUM TANGAN BELIAU
Pada waktu
Syekh Abdul Qodir
berziarah ke
pusara Rosululloh
SAW. di
Madinah Munawwaroh,
setibanya di
Madinah langsung
beliau masuk
ke ruang pusara
Rosululloh
SAW. yaitu "ruang yang
mulia"
(hujroh syarifah).
Selama empat
puluh hari beliau
berdiri di
hadapan pusara
Rosululloh
SAW.
Kedua
tangannya
diletakkan
pada dadanya sambil
bermunajat
mengharap rahmat-Nya, menumpahkan isi hati
nuraninya
dengan makna bait
dibawah ini
:
ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ
ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺜﺮ
***
ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ
ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ
ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ
ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ
***
ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ
ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ
dzunubi
kamaujil bahri bal hiya
aktsaru
kamitslil
jibalis Syummi bal hiya
akbaru
walakinnaha
'indal karimi idza
'afaa
janahum
minal bu'uudhi bal hiya
ashghoru
"Besar
dosaku seperti gulungan
ombak dilaut
bahkan lebih banyak. Tinggi setinggi puncak gunung syam
bahkan lebih
tinggi lagi. Namun bila daku Kau ampuni, ringan dosaku seringan sayap
nyamuk,
kecil bahkan sekecil amat sangat".
Lalu beliau
meneruskan munajat
pengharapannya
dengan bait dibawah ini:
ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ
ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ
***
ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ
ﻋﻨﻲ ﻭ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ
ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ
ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ
***
ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ
ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ
fii halatil
bu'di ruuhii kuntu
ursiluhaa
tuqobbilul
ardho 'anni wahya
naibaatii
wahadzihi naubatul
asybaahi qod
hadhorot
famdud yamiinaka kai
tuhzho bihaa
syafatii
"Kala
jauh dari kekasih, kau utus roh pengganti diri, ulurkan tanganmu kini kasih,
kan kukecup sepuas hati untuk terima syafaat kekasih".
Selesai
beliau meluapkan isi hati
nuraninya,
tangan Rosululloh SAW.
yang mulia
terulur keluar lalu
dipegang,
diciumnya sepuas hati,
dan
diletakkan pada ubun-ubun
kepala
Syekh.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
32. MANQOBAH
KETIGA PULUH DUA: SYEKH ABDUL QODIR BERBUKA PUASA DI RUMAH MURID-MURIDNYA PADA
SATU WAKTU YANG BERSAMAAN
Diriwayatkan
pada suatu hari
di bulan
Romadhon, Syekh Abdul
Qodir
diundang berbuka puasa
oleh
murid-muridnya sebanyak
tujuh puluh
orang di rumahnya
masing-masing.
Mereka
berkeinginan
agar Syekh berbuka
puasa
dirumahnya. Mereka tidak
mengetahui
bahwa diantara
mereka
masing-masing
mengundang
Syekh untuk
berbuka
puasa pada waktu yang
bersamaan.
Tiba
waktunya berbuka puasa
bertepatan
Syekh berbuka puasa
di rumah
beliau, detik itu pula
rumah
muridnya yang tujuhpuluh
orang itu
masing-masing
dikunjunginya
dan berbuka puasa
tepat dalam
waktu yang
bersamaan.
Peristiwa
ini di kota Baghdad
sudah
masyhur terkenal
di kalangan
masyarakat, dan
sudah
menjadi bibir masyarakat
dalam setiap
pembicaraan dan
pertemuan.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
33. MANQOBAH
KETIGAPULUH TIGA : MENYELAMATKAN SEORANG PEREMPUAN MURIDNYA SYEKH ABDUL QODIR
DARI KHIANATNYA SEORANG LELAKI FASIK
Diriwayatkan,
di kota Baghdad ada seorang wanita rupawan wajahnya cantik dam manis sedap
dipandang mata.
Sebelum ia
masuk jama'ah murid Syekh Abdul Qodir, ada seorang lelaki fasik, hidung belang,
dan tuna susila. Dia menaruh cinta
mengharap
pada wanita itu, namun cintanya tidak dibalas. Cintanya bertepuk sebelah
tangan. Si lelaki jahat itu berusaha mencari jalan untuk melaksanakan niat
jahatnya itu.
Pada suatu
hari, wanita itu berangkat menuju sebuah gua pada suatu gunung untuk
berkholwat, beruzlah yakni mengasingkan diri dengan tujuan ibadah. Tidak
diketahui
sebelumnya,
bahwa ia sedan diintai dan diikuti dari belakang oleh silelaki perayu wanita
itu.
Ketika
wanita itu tiba dan akan masuk kedalam gua, silelaki jahat itu berusaha dengan
sekuat tenaga akan masuk kedalam gua memperkosa kehormatan wanita itu.
Sebaliknya, sang wanita
berusaha
menghindar dari nafsu angkara murka kejahatan silelaki itu sambil
berteriak-teriak memanggil-manggil nama Syekh
Abdul Qodir:
"Ya Syekh Tsaqolein, Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh Abdul Qodir, tolonglah
saya!", demikian ratap wanita
bertawassul
dan beristighotsah minta pertolongan.
Di kala itu
Syekh sedang mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat di madrosah, lalu
dilepas bakiaknya. Sepasang
bakiak itu
dipegang Syekh lalu dilemparkan kearah gua dan tepat sekali mengenai sasaran
kepala
lelaki jahat itu, di kala laki-laki jahat itu akan melakukan aksinya,
bertubi-tubi sepasang bakiak memukul, menampar laki-laki itu dengan
pukulan-pukulan yang mematikan. Dan seketika itu juga ia mati.
Sang wanita
segera mengambil sepasang bakiak milik Syekh, gurunya. Kemudian ia
mengucapkan
terimakasih atas pertolongannya, lalu bakiak itu diserahkan sambil melaporkan
peristiwa yang dialaminya kepada Syekh dan juga kepada khalayak yang
mengerumuninya.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
34. MANQOBAH
KETIGA PULUH EMPAT: SYEKH ABDUL QODIR MEMBERIKAN PERTOLONGAN KEPADA SEORANG
WALI YANG TELAH DILEPAS PANGKAT KEWALIANNYA
Diriwayatkan,
pada zaman Syekh Abdul Qodir, ada seorang wali yang telah dilepas pangkat
kewaliannya. Ia minta pertolongan kepada rekan-rekannya sesama wali memohon
kepada Alloh SWT. agar ia dapat diangkat kembali mendapatkan pangkat
kewaliannya.
Wali
rekannya itu berkata : "Saya sudah berusaha berdo'a memohon kepada Alloh
SWT. agar dapat diangkat kembali pangkat kewalianmu, bahkan menurut anggapan
saya persoalan ini tidak diterima oleh Alloh SWT., dan saya dianjurkan
sebaiknya meminta pertolongan dan syafa'at Syekh, supaya beliau berdo'a memohon
kepada Alloh SWT. agar dapat dikembalikan pangkat kewalianmu itu".
Kemudian
Syekh dapat menerima usulan mereka, lalu beliau berdo'a, sementara itu datang
sabda Alloh: "Sudah banyak para wali yang berdo'a mereka mohon supaya
dikembalikan lagi pangkat seorang wali yang sudah dicopot itu. Untuk hal ini
kamu jangan minta syafaat baginya".
Mendengar
sabda itu lalu Syekh mengambil sajadah berangkat menuju suatu lapangan.
Pada waktu
beliau akan melangkahkan kaki, terdengar ada yang memanggil dari alam ghaib :
"Wahai Ghoutsul A'dhom Abdul Qodir, bagi orang itu dan seribu orang yang
senasib dengan dia, Ku ampuni dosanya".
Dan langkah
kaki yang kedua terdengar lagi suara yang bersabda: "Bagi orang itu dan
duaribu orang yang senasib dengan dia".
Dan pada
waktu akan memijakkan langkah kaki yang ketiga kembali terdengar: "Bagi
dia dan tigaribu orang yang senasib dengan dia, dosanya Ku ampuni, disebabkan
karena pangkat kewalianmu dan kedudukanmu".
Syekh
mengucapkan terimakasih kepada Alloh SWT. atas anugerah yang telah diterima.
Berkat
karomah dan syafaat Syekh, wali yang dilepas pangkatnya itu dapat diterima
kembali.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
35. MANQOBAH
KETIGAPULUH LIMA : SYEKH AHMAD KANJI MENJADI MURID SYEKH ABDUL QODIR ATAS
PETUNJUK GURUNYA
Diriwayatkan,
pada suatu hari
Syekh Ahmad
Kanji sedang
mengambil
air wudhu, terlintas
dalam
hatinya bahwa Thorekat
Syekh Abdul
Qodir itu lebih
disukai
daripada thorekat-thorekat lainnya. Gurunya yaitu
Syekh Abi
Ishaq Maghribi
mengetahui
pula apa yang
terlintas
dalam hati muridnya, lalu
beliau
bertanya : "Apakah kamu
mengetahui
tentang kedudukan
Syekh Abdul
Qodir?".
Dijawab oleh
Syekh Ahmad
Kanji : "Saya tidak
tahu".
Lalu gurunya
menjelaskan:
"Perlu
diketahui bahwa Syekh
Abdul Qodir
itu memiliki duabelas
sifat-sifat
kemuliaan. Kalau lautan
dijadikan
tintanya, dan
pepohonan
dijadikan penanya,
manusia,
malaikat, dan jin sebagai
penulisnya,
maka tidak akan
mampu
menuliskan sifat-sifat
jatidiri
yang dimiliki beliau itu".
Mendengar
penjelasan dari
gurunya itu,
ia makin bertambah
mahabbah
kecintaannya kepada
Syekh Abdul
Qodir, hatinya
berbisik :
"Salah satu harapanku
jangan
dahulu aku meninggal
sebelum aku
mendalami dan
mengamalkan
thoriqohnya".
Kemudian
dengan kemauan yang
keras
berangkatlah ia menuju
kota
Baghdad, setibanya disebuah
gunung di
wilayah Ajmir, dibawah
gunung
mengalir sungai, lalu ia
mengambil
air wudhu untuk
bersembahyang
serta beristirahat
di tempat
itu. Angin bertiup sepoi-sepoi basah mengipasi badan
yang letih
sehingga ia terlena dan
tertidur
dengan nyenyaknya.
Didalam
keadaan tidur ia
bermimpi
dikunjungi Syekh Abdul
Qodir.
Beliau membawa mahkota
merah dan
sorban hijau, Syekh
Ahmad Kanji
berdiri menghormati
kedatangan
beliau.
"Mari
kesini
lebih dekat
lagi", kata beliau
sambil
mengenakan mahkota
merah dan
sorban hijau di atas
kepala Syekh
Ahmad Kanji, dan
berkata
:"Wahai Ahmad Kanji,
sekarang
kamu sudah menjadi
muridku, dan
menjadi anakku dan
menjadi
Rijalulloh ( Pahlawan
Alloh
)". Lalu beliau menghilang
dan
bangunlah Syekh Ahmad
Kanji dari
tidurnya, mahkota dan
sorban sudah
melekat terpakai
di atas
kepalanya, lalu ia bersujud
syukur atas
nikmat Alloh yang
telah
diterimanya.
Kemudian ia
pulang kembali
kepada
gurunya sambil
memperlihatkan
mahkota merah
dan sorban
hijau hadiah
pelantikan
dari Syekh Abdul Qodir,
dan
menceritakan tentang
peristiwa yang
telah dialaminya.
Gurunya
berkata : "Wahai Ahmad
Kanji,
mahkota dan sorban itu
adalah suatu
hirqoh kemuliaan
dan
keberkahan bagimu, dan
kamu sangat
dikasihi Syekh Abdul
Qodir.
Sekarang berdirilah tegak,
dan kamu
telah menjadi wali yang
utama".
Dengan
mengharap
keberkahannya,
Syekh Abi Ishaq
Maghribi
memakai mahkota dan
sorban itu
di kepalanya, lalu
diserahkan
kembali kepada Syekh
Ahmad Kanji.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
36. MANQOBAH
KETIGA PULUH ENAM : SYEKH AHMAD KANJI MENJUNJUNG KAYU BAKAR DIATAS KEPALANYA
Syekh Ahmad
Kanji pekerjaannya
adalah
mencari kayu bakar untuk
memasak roti
bagi faqir-faqir.
Setelah
mengenakan mahkota
dari Syekh
Abdul Qodir, gurunya
berkata :
"Sekarang engkau tidak
layak
mencari kayu bakar, sebab
kepalamu
telah dimahkotai
dengan
mahkota yang mulia". Lalu
Syekh Ahmad
Kanji memohon ijin
dari gurunya
untuk mencari kayu
bakar.
Ujar
gurunya: "Ya kalau
kamu ngotot,
silakan saja".
Iapun
berangkat ke gunung
memgumpulkan
kayu bakar dan
diikat.
Waktu akan diangkat
kekepalanya,
kayu bakar itu
melayang
diatas kepala Syekh
Ahmad Kanji
kira-kira sehasta dari
kepalanya.
Lantas Syekh Ahmad
Kanji pulang
kepada gurunya.
Ikatan kayu
bakar terus melayang
mengikuti
Syekh Ahmad.
Setibanya di
tempat gurunya yaitu
Syekh Abi
Ishaq Maghribi,
gurunya
berkata : "Nah, Syekh
Ahmad, tadi
kataku bagaimana,
kepalamu
tidak pantas dipakai
membawa kayu
bakar, sebab
sudah
ditempati mahkota dan
sorban yang
mulia. Sejak kini,
sudahlah
jangan mencari kayu
bakar.
Engkau oleh Sayyid Abdul
Qodir sudah
ditunjukkan dalam
pangkat
Rijalulloh".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
37. MANQOBAH
KETIGA PULUHTUJUH : BERKAT DO'A SYEKH ABDUL QODIR SEORANG PEREMPUAN MEMPUNYAI
TUJUH ANAK LAKI-LAKI
Dalam kitab
Muntakhob Jawahiril
Qolaid
diriwayatkan, ada seorang
perempuan
datang menghadap
Syekh Abdul
Qodir, maksudnya ia
mohon do'a
restu dan karomah
Syekh agar
ia dikaruniai seorang
anak yang
menjadi dambaan hati
buah pelerai
lara.
Lalu Syaikh
melihat
tulisannya di Lauhil
Mahfudz,
ternyata bagi
perempuan
itu tidak ada tulisan
akan
mempunyai anak.
Disaat itu
pula Syekh
berdo'a kepada Alloh
Yang Maha
Berkuasa agar
perempuan
itu diberi dua orang
anak.
Selesai
beliau berdo'a
terdengar
sabda Alloh :
"Bukankah
kamu sudah melihat di
Lauhil
Mahfudz bahwa seorang
anakpun
tidak ada tulisannya bagi
perempuan
itu, dan sekarang
malah kamu
minta dua orang
anak
?".
Syekh
berkata lagi : "Saya
mohon tiga
anak".
Dikala itu
datang lagi
sabda Alloh : "Kamu
sudah
melihat di Lauhil Mahfudz
ia tidak ada
lukisannya seorang
anakpun,
kini kamu minta tiga
anak".
Syekh
berkata lagi: "Ya Alloh
saya mohon
empat orang anak".
Demikian
seterusnya permohonan
Syekh
bertambah meningkat
sampai pada
permohonan tujuh
orang anak.
Pada waktu
sampai
batas tujuh
orang anak, datang
sabda Alloh:
"Sekarang sudah
cukup,
jangan lebih dari tujuh,
dan
permohonan itu Ku-terima".
Atas
anugerah karunia itu lalu
beliau
bersujud syukur kepada
Alloh
Subhanahu Wa Ta'ala.
Kemudian
Syekh mencomot
segumpal
tanah, dan sedikit dari
tanah itu
diberikan kepada
perempuan
itu. Dengan
mengharap
barokahnya lalu
perempuan
itu membuat liontin
mata kalung
dari tanah itu yang
dilapisi
perak.
Beberapa
hari kemudian
perempuan
itu hamil, dan sampai
masa
sembilan bulan ia
melahirkan
bayi kembar siam
tujuh bayi
laki-laki semuanya
dalam
keadaan sehat dan selamat.
Kian hari
bayi itu menjadi besar
dan
meningkat menjadi anak-
anak dewasa.
Beberapa tahun
kemudian,
keyakinan perempuan
itu menjadi
berubah.
Tercetus
dalam bisikan hati
perempuan
itu prasangka buruk
terhadap
Syekh. Ia berkata sambil
memegang
perhiasan liontin mata
kalung yang
dipakai: "Untuk apa
gunanya
tanah ini tiap hari selalu
bergantung
di bawah leherku,
sekarang aku
sudah punya anak,
untuk
apalagi kalung ini kupakai,
tidak ada
gunanya". Seusai ia
berkata
dalam hati nuraninya
dengan
spontanitas ketujuh
anaknya itu
mati.
Melihat
kejadian yang tidak
terduga itu,
segera perempuan itu
berangkat
menghadap Syekh
sambil
menangis tersedu-sedu
dan bertobat
mohon
ampunannya
karena jauh
sebelumnya
sudah berprasangka
buruk kepada
Syekh.
Menerima
pengaduan dan
keluhan itu,
Syekh berkata
"Sekarang
juga kamu cepat
pulang, dan
apa yang menjadi
niat dan
harapanmu itu akan
diterima
juga nanti".
Setibanya
dirumah
dengan penuh cemas
ternyata
anaknya yang sudah
mati,
semuanya hidup kembali.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
38. MANQOBAH
KETIGAPULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI SIKSAAN
MALAIKAT MUNKAR WA NAKIR
Diriwayatkan,
Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang bodoh dan buta agama, namun ia
menaruh
cinta, rindu, kepada gurunya yaitu Syekh Abdul Qodir.
Pada waktu
ia mati ditanya dialam
kubur oleh
malaikat Munkar Nakir:
"Apa
agamamu, siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu ?". Si mayat
menjawab :
"Saya tidak tahu, yang
saya ketahui
hanya guruku Syekh
Abdul Qodir,
beliaulah yang sangat kucintai".
Mayat itu
selalu
memanggil-manggil
Syekh Abdul Qodir, sehingga malaikat Munkar Nakir merasa bingung menghadapi
kejadian ini, lalu hal
ini diajukan
kepada Alloh SWT: "Ya Alloh, Engkau Maha Mengetahui tentang jawaban mayat
hamba-MU ini, untuk hal itu saya serahkan kepada-Mu".
Alloh
bersabda :
"Beri siksaan dia sebagaimana mestinya".
Pada waktu
malaikat Munkar Nakir akan melaksanakan siksaan
sebagaimana
perintah Alloh SWT, tiba-tiba Syekh Abdul Qodir
muncul
sambil berkata : "Wahai
malaikat
Munkar Nakir, mayat muridku jangan disiksa karena
dia waktu
hidupnya termasuk orang yang bodoh, dan tidak tahu
tentang
agama, yang dia ketahui hanyalah aku ini". Lalu Syekh
melanjutkan
pembicaraannya :
"Akulah
yang yang akan memberi
jawaban
terhadap segala pertanyaan yang kalian akan tanyakan, nah sekarang mau
menanyakan masalah
apa ?".
Untuk kedua
kalinya kejadian ini malaikat Munkar Nakir bertambah bingung dan dengan segera
dilaporkan
kepada Alloh SWT.
Alloh
bersabda sebagaimana tadi :
"Siksa
dia sebagaimana
mestinya
!".
Setelah
malaikat itu
menerima
perintah dari Alloh lalu diambilnya godam, ketika mayat akan disiksa, tiba-tiba
Syekh menghadang dan menggagalkan
serta
merebut godam dari tangan malaikat Munkar Nakir lalu
dilemparkan,
beliau berkata :
"Semuanya
minggir! Demi
panasnya
kecintaanku yang
membara
dalam batinku kepada Alloh, siapapun juga tidak ada yang menandingiku. Ingat,
kalau mayat muridku disiksa, surga dan
neraka
semuanya akan kubakar
( artinya
dalam surga tidak akan
senang dan
dineraka tidak akan
susah
)".
Ketika itu
datang sabda Alloh :
"Sekarang
Ku ampuni dosa mayat
orang itu,
jangan kamu siksa, disebabkan karena kekasihku Abdul Qodir. Aku menanggung
rindu
padanya, dan lebarkan pula
kubur mayat
orang itu!".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
39. MANQOBAH
KETIGAPULUH SEMBILAN : SETIAP DATANG TAHUN BARU TAHUN ITU MEMBERI TAHU KEPADA
SYEKH ABDUL QODIR PERISTIWA YANG AKAN TERJADI PADA TAHUN INI
Di dalam
kitab Bahjatul Asror
meriwayatkan
bahwa Syekh Abdul Qodir suatu saat beliau terbang melayang-layang diatas ribuan
manusia pada
jamaah majelis pengajian yang beliau pimpin.
Beliau
berkata : "Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan salam padaku, dan
menginformasikan
segala kejadian atau peristiwa yang akan
terjadi pada
tahun itu. Pada setiap datang bulan senantiasa memberi salam padaku dan
menceritakan
peristiwa
apapun yang akan terjadi pada bulan itu. Demikian setiap datang minggu dan
hari, minggu dan hari itu memberi salam padaku dan memberitahukan masukan
peristiwa yang akan terjadi pada minggu dan hari itu. Demi Dzat Kemuliaan Tuhan
orang-orang yang akan mendapat kecelakaan dan kebahagiaan semuanya itu diajukan
kepadaku. Pandangan mataku ada di lauhil mahfudz, dan aku tenggelam
dalam lautan
ilmunya Alloh dan dalam lautan musyahadah-Nya. Akulah yang menjadi hujjah Alloh
bagimu. Akulah yang menjadi pengganti dan penerus Rosululloh SAW. Akulah yang
menjadi pewarisnya dibumi. Manusia ada gurunya, malaikat ada gurunya,
demikian
pula jin ada gurunya, dan aku adalah guru semuanya".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
40. MANQOBAH
KEEMPATPULUH : SYEKH ABDUL QODIR DIBERI BUKU, DAFTAR UNTUK MENCATAT
MURID-MURIDNYA SAMPAI HARI KIAMAT
Di dalam
kitab Bahjatul Asror
diriwayatkan
bahwa Syekh Abdul Qodir pernah berkata: "Aku diberi sebuah buku luasnya
sepanjang
mata
memandang untuk menuliskan dan mencatat nama-nama muridku sampai hari
kiamat.
Semua jumlah catatan murid dan ikhwanku itu telah
Alloh
berikan padaku dan telah menjadi milikku. Aku pernah
bertanya
kepada malaikat Malik penjaga pintu neraka: "Apakah ada padamu murid
ataupun ikhwanku?" Malaikat Malik menjawab "Tidak ada dalam
neraka".
Syekh
berkata: "Aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan,
sesungguhnya
tanganku terhadap murid-muridku seperti langit menutupi bumi. Andaikan
murid-muridku itu buruk dan salah, maka akulah yang baik dan
benar. Dan
aku bersumpah demi
Dzat
Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, dua telapak kakiku tidak akan bergeser
setapakpun di hadapan Tuhan, terkecuali sudah mendapat keputusan
bahwa aku
bersama murid-muridku berangkat masuk surga".
Lebih lanjut
beliau berkata:
"Senantiasa
tanganku ini tidak akan lepas dari kepala murid-muridku, walaupun aku sedang
berada di Timur (masyriq) dan
muridku
berada dibarat (Maghrib)
, lalu
muridku itu terlihat dan tersingkap auratnya maka tanganku akan segera
menutupinya. Demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, pada hari
kiamat nanti
aku akan berdiri tegak di hadapan pintu gerbang neraka, sekali lagi aku tidak
akan bergeser dan berdiri tegak
sebelum
semua muridku sudah masuk ke surga, karena Alloh Yang Maha Kuasa telah
menjanjikan
padaku bahwa
murid-muridku tidak akan dimasukkan kedalam
neraka.
Barang siapa yang berguru serta cinta/ mahabbah padaku pasti aku menghadap
(menaruh perhatian) padanya. Dan malaikat Munkar Nakir telah berjanji
padaku bahwa
mereka tidak akan
menakut-nakuti,
atau
menimbulkan
rasa kaget/terkejut pada murid-muridku".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
41. MANQOBAH
KE EMPATPULUH SATU: SALAH SEORANG MURID ABDUL QODIR TIDAK MERASA LAPAR DAN HAUS
SETELAH MENGHISAP JARI TANGAN SYEKH ABDUL QODIR
Syekh Arif
Abu Muhammad Syawir As-Sibti berkata: "Pada suatu hari saya berangkat
menuju Baghdad berziarah kepada Syekh Abdul Qodir, lalu saya membantu beliau
beberapa hari lamanya. Pada waktu saya akan pulang, lebih dahulu saya menghadap
guruku Syekh untuk mohon diri. Beliau berkata padaku: "Silahkan kamu
pergi, aku do'akan semoga kamu selamat di perjalanan dan selamat sampai di
tempat tujuan."
Kemudian
beliau mengulurkan tangannya menyuruh padaku supaya jari tangannya dihisap.
Lalu kuhisap jari tangan beliau itu. Beliau berwasiat kepadaku: "Agar
nanti di perjalanan jangan meminta-minta." Setelah saya pamit,
berangkatlah saya menuju mesir.
Berkat
karomah Syekh, di perjalanan saya tidak pernah merasa lapar atau haus, juga
tidak mengurangi kekuatan fisik, dengan selamat tidak kurang suatu apapun
sampailah saya di kampung halaman".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
42. MANQOBAH
KE EMPAT PULUH DUA : SYEKH SON'ANI KARENA TIDAK TAAT KEPADA SYEKH ABDUL QODIR
NASIBNYA MENJADI PENGGEMBALA BABI
Pada waktu
Syekh Abdul Qodir menerima sabda Rosululloh saw, bahwa telapak kaki beliau
bakal memijak pundak-pundak para waliyulloh, sabda Rosululloh itu diumumkan dan
disebarkan kepada seluru para wali, baik yang hadir maupun yang tidak
hadir/raib.
Mendengar
pengumuman itu, mereka para waliyulloh menghadap syekh, dan mereka meletakkan
kaki beliau di atas pundaknya masing-masing karena menghormati dan
mengagungkannya, kecuali sorang wali namanya Syekh Son'ani, ia berkata:
"Saya juga cinta mahabbah kepada Syekh, tetapi untuk diinjak pundakku
nanti dahulu, dan rasanya tidak perlu."
Ucapan Syekh
Son'ani itu terdengar oleh Syekh, dan beliau berkata: "Telapak kakiku akan
menginjak pundaknya si penggembala babi".
Tidak berapa
lama kemudian, Syekh Son'ani berangkat berziarah menuju kota Mekkah diiringi
sampai ratusan santri-santrinya. Takdir tidak bisa ditolak, demikianlah
ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa berlaku bagi hambanya.
Pada waktu
Syekh Son'ani berjalan melewati sebuah kampung yang penduduknya mayoritas
menganut agama nasroni, kebetulan ia melihat sebuah kedai, penjual warung itu
seorang perempuan beragama nasroni penjual minuman keras. Keistimewaan
perempuan itu pandai menarik para pembeli karena wajahnya cantik tiada
bandingnya, badannya mulus dan mantap, mendebarkan hati para pemuda. Konon
tiada seorang lelakipun yang tidak terpikat olehnya.
Demikian
pula Syekh Son'ani, melihat kecantikan perempuan itu terpesona sehingga luluh
hatinya, hilang rasa malu pada dirinya, wibawanya jatuh di hadapan
santri-santri pengiringnya, sehingga dengan senang hati ia rela menyerahkan
dirinya untuk menjadi pelayan perempuan itu. Dengan suka rela serta
sungguh-sungguh ia mau bekerja, dan pekerjaan apapun ia kerjakan demi untuk
menyenangkan perempuan cantik itu.
Pada suatu
hari perempuan itu menyuruh Syekh Son'ani menggembalakan babi piaraannya,
memangku anak babi yang masih kecil agar jangan sampai terinjak induknya. Ia
tidak merasa hina disuruh menggembala babi itu, malah merasa bangga dan gembira
diperintah kekasihnya itu.
Melihat
kejadian itu, seluruh santri-santri pengiringnya itu mereka pulang meninggalkan
gurunya, karena secara menyolok Syekh Son'ani gurunya itu telah mencemarkan dan
menodai agama. Yang masih tinggal dua orang, yaitu Syekh Fariduddin dan Syekh
Mahmud Maghribi. Kedua santri itu berunding mencari jalan pemecahan musibah
yang menimpa pada gurunya. Hasil perumusannya mereka berpendapat bahwa:
"Musibah ini harus diperbaiki dari sumbernya dan ditelusuri sebab
akibatnya, kemungkinan karena tidak adanya loyalitas murid terhadap gurunya dan
kata bertuah yang dikatakan Syekh Abdul Qodir kepada Syekh Son'ani, maka untuk
hal ini saya akan menghadap yang mulia Syekh". Kata Syekh Fariduddn:
"Kamu Syekh Mahmud tinggal di sini."
Kemudian
Syekh Fariduddin berangkat menuju kota Baghdad, setibanya di kota itu lalu ia
mencari pekerjaan berat dan hina, akhirnya terpaksa pekerjaan itu diterima dan
dikerjakan, yaitu membuang kotoran dari kakus.
Pada suatu
hari Syekh mengetahui dan menyaksikan Syekh Fariduddin sedang bekerja berat
yaitu sedang menjunjung wadah yang penuh dengan kotoran dan pada saat itu
turunlah hujan dengan derasnya sehingga wadah kotoran itu penuh dengan air
hujan melimpah dan membasahi badan Syekh Fariduddin.
Memperhatikan
beban berat yang dipikul Syekh Fariduddin, Syekh merasa iba hatinya, lalu
beliau memanggil Syekh Fariduddin dan menanyakan namanya.
Setelah
Syekh Fariduddin memperkenalkan diri, dan ia juga teman Syekh Son'ani, Syekh
bertanya lagi: "Kamu sebenarnya mau apa? Dan silahkan mau minta
apa?".
Dijawab oleh
Syekh Fariduddin: "Kiranya yang bertanya lebih arif bijaksana, lebih
mengetahui maksud saya sebenarnya".
Syekh
berkata: "Kamu mendapat maqom, yakni kedudukan yang lebih tinggi, dan juga
gurumu kuampuni".
Kata Syekh
Fariduddin: "Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi selain diampuni dosa
guruku".
Kata Syekh:
"Memang benar, gurumu telah kuampuni karena kedudukanmu itu".
Bertepatan
dengan saat memberi ampun, detik itu pula Syekh Son'ani siuman sadar kembali
dari kelalaiannya, lalu ia membaca istighfar, dan ketika itu juga hatinya
menjadi berubah tertanam dan berkembang perasaan cinta, rindu mahabbah pada
Syekh, dan segera ia berangkat menuju kota Baghdad dengan kebulatan tekad yang
kuat akan bertobat kepada Syekh. Demikian pula tidak kurang pentingnya perempuan
cantik yang beragama nasroni itu dan juga kekasih Syekh Son'ani ikut terbawa
bersama Syekh Son'ani berziarah dengan keyakinan yang kuat akan masuk agama
islam berikrar di hadapan Syekh.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
43. MANQOBAH
KE EMPAT PULUH TIGA SYEKH ABDUL QODIR DUDUK DI ATAS SEJADAH MELAYANG-LAYANG DI
ATAS SUNGAI DAJLAH
Syekh Sahal
bin Abdullah At-Tastari di kala mukasyafah berkata: "Pada suatu hari
masyarakat Baghdad merasa kehilangan Syekh Abdul Qodir, mereka sibuk mencari di
mana Syekh itu berada. Setelah diadakan pencarian yang seksama, diketemukan
beliau sedang duduk di atas air sungai Dajlah, beliau dikerumuni berbagai jenis
ikan menciumi tangan dan kaki beliau".
Kata Syekh
Sahal: "Saya tidak merasa bosan melihat keajaiban beraneka jenis ikan
dengan nuansa beraneka warna dan dengan gerakan gaya yang berbeda pula,
sehingga tidak terasa sampai datang waktu dzuhur. Di kala itu saya melihat
sajadah warnanya hijau disulam dengan benang emas dan perak bermotifkan tulisan
dua baris, baris pertama:
'ALAA INNA
AULIYAA ALLOOHI LA KHOFUN 'ALAIHIM WALAAHUM YAHZANUN
(Sesungguhnya
para kekasih Alloh itu mereka tidak merasa takut dan bagi mereka tidak merasa
sedih duka nestapa).
Dan baris
kedua dengan tulisan:
SALAAMUN
'ALAIKUM AHLAL BAITI INNAHU HAMIIDUN MAJIID
(Keselamatan
dan kesejahteraan tetap bagimu sekalian wahai Ahli Bait Nabawi, sesungguhnya
Alloh Maha Terpuji, Maha Agung).
Sajadah itu
terhampar melayang di atas sungai Dajlah, lalu Syekh duduk di atas sajadah itu.
Tidak lama
kemudian datang rombongan kawula muda rata-rata tubuhnya tegap semampai,
wajahnya tampan, ganteng ceria penuh wibawa mengiringkan seorang pria yang
kegantengan dan kharismanya melebihi dari yang lainnya. Di hadapan mereka
terhampar sejadah, dengan serempak mereka berdiri menghormati Syekh dengan
sopan santun dan rasa khidmat seolah-olah mereka terkendali dengan kewibawaan
beliau. Lalu Syekh berdiri untuk melaksanakan sholat berjama'ah, beliau menjadi
imam dan yang lainnya menjadi makmum, termasuk para wali Baghdad.
Di kala
Syekh mengucapkan takbir, para malaikat pemangku 'arasy dengan serempak pula
mengucapkan takbir. Di waktu membaca tasbih, seluruh malaikat yang di langit
mengikuti membaca tasbih. Pada waktu beliau membaca tahmid keluar dari mulut
Syekh sinar cahaya memancar menjulang ke atas.
Seusai
melaksanakan sholat, lalu beliau membaca do'a:
ALLOHUMA
INNII AS ALUKA BIHAQQI JADDIL NABIYYIKA WAKHIYAROTIKA MIN KHOLKIKA ALLA TAQBADO
RUUHA MURIIDII WA MURIIDATAN LII ILLA 'ALAA TOOBATI
(Ya Alloh,
aku mohon pada-Mu dengan bertawassul pada kakek moyangku Nabi Muhammad saw
pilihan-Mu dan makhluk-Mu. Semoga Engkau Ya Alloh, jangan merenggut nyawa
muridku baik pria maupun wanita sebelum mereka itu bertobat lebih dahulu
pada-Mu).
Seluruh
Malaikat membaca amin atas doa itu, demikian pula seluruh kaum muslimin yang
hadir. Di kala itu datang hatif dari alam gaib, firman Alloh: "Wahai Abdul
Qodir, bergembiralah, karena doamu telah Ku terima".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
44. MANQOBAH
KE EMPATPULUH EMPAT : BERKAT SYAFAAT SYEKH ABDUL QODIR, WALI YANG MARDUD
(DITOLAK) DAPAT DITERIMA KEMBALI MENJADI WAI MAQBUL (DITERIMA)
Diriwayatkan
dalam kitab Malfudhul Ghoyyatsiyyah pada zaman Syekh Abdul Qodir ada seorang
wali yang dikeluarkan, dilepas oleh Alloh dari pangkatkewaliannya.
Umumnya
masyarakat telah mengetahui tentang ditolaknya wali tersebut oleh Alloh, telah
tercatat dari daftar waliyulloh. Namun ia berusaha dengan sekuat tenaga, dengan
didukung oleh semangat juang tinggi, minta bantuan dan syafaat rekaan-rekannya.
Sebanyak
tiga ratus enam puluh wali, merasakan rasa solidaritas mengajukan permohonan
kepada Alloh agar ia dapat diangkat kembali dan diterima disisi-Nya.
Merasakan
nasib malang yang diderita rekannya itu, seluruh wali yang tiga ratus enampuluh
orang itu mereka bersama-sama bermunajat mengadukan halnya, berdo’a memohon
kepada Alloh supaya rekannya wali yang dilepas itu diangkat kembali menjadi
waliyulloh. Namun dari seluruh permohonan mereka itu, tidakada seorangpun
do’anya yang diterima Alloh.
Maka untuk
meyakinkan lagi para waliyyulloh itu masing-masing melihat ketentuan suratan
yang tertulis di Lauhil Mahfudz, ternyata tampak dengan jelas tertulis bahwa
wali rekannya itu sudah disatukan dengan kelompok orang-orang celaka.
Atas
kesepakatan bersama dianjurkan supaya ia dengan segera menghadap Syekh Abdul
Qodir untuk memohon syafaatnya. Lalu dengan merendahkan diri ia menghadap
Syekh, beliau berkata: “Mari sini lebih dekat lagi, sesungguhnya Alloh telah
mencopot pangkat kewalianmu. Mudah-mudahan aku bisa mengusahakan, dan
menjadikan agar kamu dapat diterima kembali menjadi waliyulloh dengan ijin
Alloh".
Kemudian
Syekh berdo’a kepada Alloh, mohon supaya wali yang ditolak itu dapat diangkat
kembali, diterima menjadi waliyulloh.
Di kala itu
datang hatif dari Yang Maha Kuasa: “Wahai Abdul Qodir, ada tiga ratus enam
puluh orang wali mereka berdo’a minta pertolongan untuk wali yang Ku tolak itu,
dan tidak seorang pun do’a permohonannya yang Ku terima, sebab wali itu telah
tertulis di Lohmahfud termasuk orang yang celaka”.
Syekh
menjawab: ”Ya Alloh, apa halangannya, Engkau Maha Kuasa, siapa yang ditolak,
Engkau dapat menolaknya, demikian pula siapa yang diterima Engkau bisa saja
menerimanya, dan mengapa lidahku Engkau jadikan supaya aku bisa menyanggupi
orang, bahwa ia dapat diterima bila Engkau telah memutuskan dan menjadikan
orang itu ditolak”.
Kemudian
dating hatip, Alloh bersabda: ”Wahai Abdul Qodir, sekarang silahkan siapa yang
dianggap olehmu ditolak akan Ku tolak, dan Aku serahkan padamu dengan tugas
untuk mengangkat dan memberhentikan dari pangkat kewalian”.
Lalu syekh
berkata kepada wali mardud itu: ”Segera kamu membersihkan diri, mandi tobat,
karena kedudukanmu sekarang sudah di angkat kembali menjadi waliyyulloh.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
45. MANQOBAH
KEEMPAT PULUH LIMA: SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI API DUNIA DAN
AKHIRAT
Syekh Miyan
Udhmatulloh dari golongan Imam Ulama Arifin berkata: "Di negeriku
Burhaniyun, saya bertetangga dengan seorang kaya. Ia beragama Hindu penyembah
api (agni), namun ia sangat rindu cinta kepada Syekh Abdul Qodir. Setiap tahun
diundang para pejabat pemerintah, para ulama, dan tidak terkecuali para fakir
miskin untuk berpesta bersuka ria, makan bersama di rumahnya. Untuk lebih
semarak lagi, rumahnya dihiasi dengan dekorasi yang beraneka ragam wama
keindahannya, ditaburi dengan bunga-bunga yang harum semerbak serta minyak yang
harum mewangi. Tujuan diadakan pesta itu semata-mata terdorong rasa cinta
mahabah kepada Syekh, malah ia merasa bangga mengaku menjadi muridnya. Rupanya
ajal telah tiba baginya, dan setiap jiwa harus merasakan mati. Pada waktu mati,
keluarganya merawat mayat itu sesuai dengan keyakinannya, yaitu tata cara agama
Hindu, si mayat harus dibakar. Timbul keanehan, di luar kebiasaan sosok mayat
itu tidak hangus terbakar menjadi abu, bahkan sehelai rambutpun tidak lenyap
dimakan api. Akhirnya keluarganya sepakat bahwa mayat itu lebih baik
dihanyutkan ke sungai. Menghadapi kejadian ini, di negeri tersebut berdiam
seorang wali. Pada malam harinya ia bermimpi dikunjungi Syekh. Beliau berpesan:
"Mayat orang Hindu yang te·rapung-apung dihanyutkan air itu ialah muridku,
dan ia telah diberi nama Sa‘dulIah, supaya ia segera diangkat dari sungai dan
dikubur sebagaimana mestinya menurut kewajiban dan ketentuan agama Islam,
karena ia seorang muslim. Mengapa sosok mayat itu tidak lenyap dimakan api
sehingga api tidak mempan untuk membakarnya? Hal ini tiada lain karena Alloh
telah berjanji padaku bahwa Alloh tidak akan membakar murid-muridku baik dari
api dunia maupun api neraka.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
46. MANQOBAH
KEEMPAT PULUH ENAM : KEBERADAAN, PERWUJUDAN, SYEKH ABDUL QODIR ADALAH WUJUD
NABI MUHAMMAD SAW
Syekh Abdul
Qodir berkata: "Haadzal Wujuud Wujuudu Jaddi La WujuuduAbdul Qodir
(Keberadaan/perwujudanku ini adalah wujud kakek moyangku Nabi Muhammad SAW.
bukan wujud Abdul Qodir)".
Para ulama
meriwayatkan bahwa pada suatu hari, Syekh berangkat pulang menuju rumah beliau.
Di belakang beliau diikuti sang putra Abdul Jabbar. Sesampainya di rumah, Abdul
Jabbar tidak melihat bahwa ayahnya itu berada di rumah, lalu ditanyakan kepada
ibunya, "Tadi saya berjalan mengikuti ayah ke sini, pada waktu sampai di
ambang pintu, saya tidak melihat ayah masuk ke dalam rumah".
Ibunya
berkata: "Sebenamya ayahmu itu sudah lima belas hari tidak pulang-pulang
ke rumah".
Lalu Abdul
Jabbar berangkat menuju tempat berkhalwat ayahnya, terlihat pintunya terkunci,
ia berkeyakinan pasti ayahnya itu ada di ruang khalwat. Di ambang pintu ruang
khalwat lama ia menunggu sampai tengah malam.
Pada
pertengahan malam, baru pintu ruang khalwat itu dibuka oleh Syekh sambil beliau
berkata: "Menurut penglihatan orang banyak, ayah berangkat menuju rumah,
padahal masuk ke ruang khalwat ini, sama seperti penglihatanmu tadi".
Kemudian
Abdul Jabbar bertanya kepada ayahnya: "Rosululloh bila beliau qodo hajat
atau buang air kecil, seketika itu juga bumi menghisapnya sehingga tidak ada
bekasnya. Keringatnya harum semerbak seharum minyak kasturi, dan lalat pun
enggan hinggap pada badan beliau. Semua yang saya sebut terbukti khususiah,
keistimewaan itu sekarang ada pada ayah".
Syekh
menjawab "Sesungguhnya Abdul Qodir telah fana secara konstan pada
kelestarian diri kakek moyangnya, Nabi Muhammad SAW."
Lalu Abdul
Jabbar berkata lagi: "Nabi Muhammad bila beliau berjalan biasanya
dipayungi awan berarak, rasanya tidak ada salahnya ayah juga kalau berjalan
dipayungi awan ?".
Beliau
menjawab: "Hal itu sengaja kita tinggalkan, jangan sampai nanti disangka
menjadi Nabi".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
47. MANQOBAH
KEEMPAT PULUH TUJUH: SYEKH ABDUL QODIR DIGODA SYETAN
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari syetan menghadap Syekh Abdul Qodir, memperkenalkan diri
sebagai Jibril, dan berkata bahwa ia membawa buroq dari Alloh dan mengundangnya
untuk menghadap Alloh di langit tertinggi. Syekh segera menjawab bahwa si
pembicara tiada lain syetan si iblis, karena baik buroq maupun Jibril tiada
akan turun ke dunia selain turun kepada Nabi Muhammad SAW.
Syetan masih
punya cara lain, katanya : "Baik Abdul Qodir, engkau telah menyelamatkan
diri dengan keluasan ilmumu".
"Enyahlah
!", bentak Syekh, "Jangan kau goda aku, dan bukan karena ilmuku, tapi
karena rahmat Alloh, aku selamat dari perangkapmu".
Ketika Syekh
sedang di rimba belantara, tanpa makan dan minum untuk waktu yang lama, awan
menggumpal di angkasa, dan turunlah hujan. Syekh meredakan dahaganya dengan curahan
hujan itu. Muncullah sosok terang di cakrawala dan berseru: "Akulah
Tuhanmu, kini kuhalalkan bagimu segala yang haram".
Syekh
berkata: "Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang
terkutuk".
Sosok itupun
berubah menjadi awan, dan terdengar berkata: "Dengan ilmumu dan rahmat
Alloh, engkau selamat dari tipuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesatkan
tujuh puluh orang yang sedang menuntut ilmu Ketauhidan".
Lalu
muridnya bertanya tentang kesigapan Syekh dalam mengenal bahwa ia syetan.
Jawaban beliau dengan pernyataan yang menghalalkan segala yang haram yang
membuatnya tahu. sebab peryataan semacam itu tentu bukan dari Alloh.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
48.
MANKQOBAH KEEMPAT PULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENAMPAR SYETAN
Pada suatu
hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan, sosok tubuhnya buruk menjijikan,
pakaiannya compang-camping dan badannya bau busuk, lalu ia berucap: "Saya
datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata dengan maksud menjadi pelayan
Syekh. Semoga saya dapat diterima".
Permintaannya
itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar mukanya, seketika itu juga ia menghilang
tanpa bekas. Saat muncul lagi, ia membawa obor yang menyala, maksudnya ingin
membakar Syekh. Lalu beliau mengambil pedang dan ketika akan dilepas, ia kabur
terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia datang lagi sambil menangis pura-pura
minta ampun tidak akan menggoda lagi, padahal diam-diam ia memperlihatkan
peralatan untuk menggoda manusia. Syekh berkata: "Enyah kamu !.
Berkali-kali kamu datang lagi menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan
rayuan gombalmu".
Lalu dengan
cepat beliau merampas alat-alat itu dari tangan syetan dan diredamnya. Akibat
kegagalan usahanya, syetan itu kabur.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
49. MANKOBAH
KEEMPAT PULUH SEMBILAN : RAJA BAGHDAD MEMBERI HADIAH UANG KEPADA SYEKH ABDUL
QODIR, UANG ITU BERUBAH MENJADI DARAH
Diriwayatkan,
raja Baghdad yang bernama Yusup bin Abi Mudhoffar memberi hadiah kepada Syekh
Abdul Qodir berupa sepuluh pundi-pundi uang yang diantarkan oleh sepuluh kawula
pengawalnya, namun hadiah itu tidak diterima Syekh. Akhirnya raja itu sendiri
terjun datang kepada Syekh sambil berkata: "Saya sengaja datang ke sini
untuk memberi hadiah bagi Syekh berupa sepuluh pundi uang, jangan sampai tidak
diterima".
Lalu Syekh
mengambil dua pundi sambil dipijit-pijit pundi uang itu dengan tangan beliau,
tiba-tiba terpancarlah darah dari pundi uang itu mengalir keluar.
Syekh
berkata: "Coba lihat pundi itu isinya bukan uang melainkan darah manusia
melulu, hasil dari pemerasan manusia terhadap manusia, bagaimana mungkin saya
harus menerima hadiah ini?".
Menyaksikan
kejadian itu, sang raja merasa malu tersipu-sipu.
Syekh
berkata: "Dengan adanya peristiwa ini, demi dzat keagungan Alloh, kalau
sekiranya nasab keturunannya, silsilahnya tidak sampai menyambung kepada
Rosululloh SAW. pasti darah ini akan mengalir menjadi sungai, dan darah itu
nantinya akan mengalir ke rumahnya".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
50. MANQOBAH
KELIMA PULUH : SYEKH ABDUL QODIR DIMINTA MEMBERIKAN BUAH APEL OLEH RAJA BAGHDAD
BUKAN PADA MUSIM BERBUAH
Diriwayatkan,
pada suatu hari raja Baghdad datang berkunjung kerumah Syekh Abdul Qodir dengan
maksud meminta karomah beliau untuk ketentraman hatinya.
Syekh
berkata: "Kiranya apa saja yang perlu saya bantu ?".
Dijawab oleh
sang raja, "Saya minta buah apel". Sedangkan pada waktu itu, buah
apel belum musimnya berbuah. Lalu tangan beliau diangkat ke atas, pada waktu
diturunkan kembali tangannya menggenggam buah apel, yang sebuah diberikan
kepada raja, dan yang sebelah lagi dibelah oleh beliau sendiri.
Pada waktu
sang raja membelah dan mengupas apel ternyata di dalamnya penuh dengan
ulat-ulat (belatung) yang menjijikan.
Lalu raja
bertanya, "Mengapa buah apel ini penuh dengan belatung ?", Syekh
menjawab "Yah, karena buah itu telah dipegang oleh tangan kotor
kedurhakaan".
Mendengar
penjelasan dari Syekh, raja terkejut lalu dibacanya istighfar, kemudian ia
bertobat di hadapan Syekh. Untuk perkembangan selanjutnya, raja Bagdad itu
menjadi mitra Syekh sampai ia mangkat.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
51. MANQOBAH
KELIMA PULUH SATU : WASIAT SYEKH ABDUL QODIR KEPADA PUTRANYA ABDUL ROZAK
Syekh Abdul
Qodir telah berwasiat kepada putranya yang bernama Abdul Rozak. Beberapa
wasiatnya di antaranya:
"Wahai
anakku, semoga Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya bagimu dan
segenap kaum muslimin. Wahai Ananda, ayah berwasiat
bertakwalah
kepada Alloh,
pegang
syara’ dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan pelihara pula batas-batas
agama. Ketahuilah bahwa thorekatku dibangun berdasarkan al-Qur'an dan sunnah
Rosululloh SAW.
Hendaknya
kamu berjiwa bersih, dermawan, murah hati, dan suka memberi pertolongan kepada
orang lain dengan jalan kebaikan.
Kamu jangan
bersikap tegar hati atau berlaku tidak sopan. Sebaiknya kamu bersikap sabar dan
tabah menghadapi segala ujian dan cobaan, serta musibah yang dihadapimu.
Hendaknya
kamu bersikap suka mengampuni kesalahan orang lain, dan bersikap hormat pada
sesama ikhwan dan semua fakir miskin.
Jaga dan
pelihara olehmu kehormatan guru-guru,
dan berbuat
baiklah jika kamu bertemu dengan orang lain,
beri nasihat
yang baik bagi orang-orang besar tingkat kedudukannya, demikian pula bagi
masyarakat kecil di bawahmu.
Jangan
dibiasakan suka berbantah-bantahan dengan orang lain, kecuali dalam masalah
agama.
Ketahuilah
bahwa hakikat kemiskinan secara agama berupa ketidak butuhan akan ciptaan,
semisal diri.
Tasawuf
dicapai lewat kelaparan dan pantangan dari hal-hal yang disukai dan dihalalkan,
dan pribadi yang bersikap tidak banyak bicara apalagi besar mulut.
Jika kamu
berhadapan dengan orang miskin, jangan berpintar diri. Jangan dimulai dengan
ilmu, sebab unjuk ilmu membuatnya tak senang, dan ia akan jauh darimu.
Sebaliknya, hendaklah dimulai dengan kasih sayang, bersikap lembut karena
kelembutan membuatnya senang dan lebih dekat padamu.
Tasawuf itu
dibangun di atas kerangka landasan yang kokoh pada delapan hal yakni :
1)
kedermawanan;
2) rido /
pasrah, merasa senang menghadapi kegetiran qodo dan qodar;
3) sabar;
4) isyarat
/memberi petunjuk;
5)
mengembara / melanglangbuana;
6) berbusana
wool/bulu;
7) pelintas
rimba belantara / rimbawan; dan
8) fakir /
bersahaja, sederhana.
Kedelapan
nilai moral itu telah dimiliki oleh:
1)
kedermawanan Nabi Ibrahim as;
2) keridoan,
kepasrahan Nabi Ishak as;
3) kesabaran
Nabi Ayub as;
4)
isyaratnya Nabi Zakaria as;
5)
berlanglangbuana seperti Nabi Yusuf as;
6) berbusana
wool seperti Nabi Yahya as;
7)
rimbawannya Nabi Isa as; dan
8)
kefakiran, kesederhanaan Nabi Muhammad SAW.
Bila kamu
berkumpul bersama-sama dengan orang kaya, perlihatkan kegagahan dan
keberanianmu, namun sebaliknya perlihatkan kerendahan hati bila kamu berkumpul
dan bergaul dengan orang miskin.
Hendaknya
kamu mengikhlaskan diri dalam setiap laku perbuatan, dan kegiatan.
Seharusnya
bermudawamah dzikrullah, artinya tiada putus-putusnya mengingat Alloh.
Kamu jangan
berprasangka buruk kepada Alloh dalam segala situasi dan kondisi apapun.
Demikian pula harus berserah diri kepada Alloh dalam segala tindak perbuatan.
Jangan
menggantungkan diri kepada orang lain, percayalah kepada kemampuan dirimu
sendiri, baik terhadap keluarga maupun teman sejawat.
Layani, dan
selalu perhatikan para fakir miskin, terutama dalam tiga hal yakni: pertama,
bersikap tawadu (merendahkan diri);
kedua
berbudi pekerti yang baik dan mulia, dan
ketiga,
kebeningan hati, dan mengekang hawa nafsu, agar kelak kamu menjadi hidup.
Perhatikan
olehmu, bahwa yang paling dekat kepada Alloh ialah orang yang berbudi·pekerti
yang luhur. Dan amal yang paling utama, ialah memelihara hati dari melirik
kepada yang lain, selain hanya kepada Alloh saja.
Bila kamu
bergaul bersama orang miskin berwasiatlah dengan jalan kebenaran dan kesabaran.
Tentang
masalah dunia, kiranya cukup bagimu dua hal :
pertama
bergaul dengan orang miskin,
kedua
menghormati wali.
Selain dari
pada Alloh, segala sesuatu itu jangan dipandang cukup,
menyerang di
bawahmu adalah pengecut, berlagak gagah terhadap sesama, adalah lemah, dan
berlaku sombong kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya, menunjukkan
ketidaksopanan.
Ketahuilah,
bahwa Tasawuf dan fakir merupakan dwi tunggal kebenaran yang hakiki, bukan bercanda
atau main-main. Oleh karena itu jangan dicampur dengan bercanda.
Sekianlah
wasiat ayahanda padamu. Semoga Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya padamu dan pada murid-muridku atau siapapun yang mendengar wasiat
yang disampaikan ini, semoga dapat mengamalkannya dengan diiringi keagungan dan
syafaat jungjungan kita Nabi Muhammad SAW., Amin Ya Robbal ‘alamin".
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
52. MANQOBAH
KE LIMA PULUH DUA: PRAKTEK SHOLAT HAJAT DAN TAWASUL KEPADA SYEKH ABDUL QODIR
Dalam kitab
Bahjatul Asror, Syekh Abdul Qodlr Jaelani menerangkan: "Barang siapa yang
bertawasul minta pertolongan kepadaku dalam kesusahan hidup, akan dihilangkan
kesusahan itu. Barang siapa memanggil namaku (istigosah) dalam kesulitan akan
diberi kegembiraan. Dan barang siapa yang bertawasul kepadaku untuk keperluan
hidup akan dihasilkan maksudnya".
Barang siapa
yang sholat sunat Hajat dua rokaat. pada tiap rokaat setelah membaca Fatihah
lalu membaca surat lkhlas sebanyak sebelas kali, jadi dalam dua rokaat itu
sebanyak dua puluh dua kali surat al-ikhlas.
Setelah
mengucapkan salam terakhir, lalu bersujud dan mengucapkan do’a permohonan:
1. Minta
diampuni dari segala dosa kesalahan;
2.
Mengucapkan rasa terima kasih atas nikmat yang telah diterima;
3. Memohon
semoga dihasilkan segala maksud/ cita-cita yang baik.
Setelah usai
berdoa lalu berdiri menghadap ke kota Bagdad, dari kita menghadap ke arah barat
daya, lalu langkahkan kaki selangkah-selangkah, dan pada setiap langkah disebut
maksudnya dan disebut pula nama Syekh Abdul Qodir Jaelani, Insya Allah akan
dihasilkan maksudnya.
Bacaan tiap
langkah :
Langkah ke-l
:
يا شيخ محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Syekh Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-2
:
يا سيد محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Sayyida Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-3
:
يا مولانا
محي الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Maulana MuhyiddinAbduI Qodir Jailani"
Langkah ke-4
:
يا مخدوم محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Makhduma Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-5
:
يا خاوجه محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Khowajah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-6
:
يا شاه محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Syaah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-7
:
يا درس محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Darrisa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-8
:
يا قطب محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Qutba Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-9
:
يا سلطان محي
الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Sulthona Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah
ke-10 :
٠ يا غوث محي الدّين عبد القادر الجيلاني:
"Ya,
Gaotsa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani "
Langkahke-ll
:
يا سيّد
السادات محي الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya,
Sayyidas Saadaati Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" ·
Lalu ditutup
dengan doa :
أللهم لك
الكل و بك الكل ومنك الكل و إليك الكل وأنت الكل و كل الكل برحمتك يا أرحم الرحمين
Allohumma
lakal kullu, wa bikal kullu, wa minkal kullu, wa ilaikalkullu, wa antal kullu,
wa kullul kulli, birohmatika ya, arhamarrohimiin.
Kemudian
membaca:
يا عبيد الله
أغثني بإذن الله ويا شيخ الثقلين أغثني و أمددني في قضاء حواءجي
Ya
ubaidalloh agisnii bi idznilah wa yasyaikhos sakolain agisnii waamdidniifi qo
doi hawaaiji.
*Dalam
praktek melangkah hendaknya disesuaikan dengan situasi tempat.
Sholat
sunnat Hajat ini sebaiknya dilaksanakan setiap malam sebelum tidur atau setelah
sholat Isya, yang diawali sholat Lisyukril Wudu (sholat sunnat Tohur), sholat
Mutlak, sholat Istikhoroh, lalu sholat sunnat Hajat seperti di atas.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
53. MANQOBAH
KELIMA PULUH TIGA: SYEKH ABDUL QODIR WAFAT
Menjelang
akhir hayat Syekh, malaikat Izroil datang mengunjungi Syekh di kala matahari
akan terbenam ke peraduannya. Malaikat Izroil itu datang membawa surat dari
Alloh SWT. Buat Syekh dengan alamat sebagai berikut:
يصل هذا
المكتوب من المحب الى المحبوب
"Yashilu
Hadzal Maktuubu Minal Muhibbi Ilal Mahbubi (Surat ini dari Dzat Yang Maha
Pengasih disampaikan kepada wali yang dikasihi)". Kemudian surat tersebut
diterima oleh putranya yang bernama Sayyid Abdul Wahab.
Setelah
diterima, masuklah dia bersama malaikat Izroil, sebelum surat dihaturkan kepada
Syekh, beliau sudah mengerti bahwasanya beliau akan pindah ke alam 'uluwi, alam
tinggi yakni meninggal dunia.
Syekh
berkata kepada putra-putranya: "Jangan terlalu dekat, supaya menggeser
agak jauh, karena lahiriahnya aku bersama-sama dengan kamu, sedang batiniahnya
aku bersama dengan selain kamu, dan supaya diperluas ruang ini, karena hadir
selain daripadamu, tunjukkan sopan santunmu.
Siang dan
malam harinya, tak henti-hentinya beliau mengucapkan:
وعليكم
السلام ورحمة الله وبركاته غفر الله لي ولكم تاب الله عليّ وعليكم بسم الله غير
مودعين
"Wa
'alaikus Salam Warahmatullahi wabarakatuh Gofarollohu Lii Walakum, Taa-ballahu
alaiyya wa alaikum. Bismillahi gaeri Muu-di-'ina".
Dan membaca:
وادخلوا في
صفّ الأول أذا أجيء عليكم رفقا رفقا وعليكم السلام أجيء إليكم
"
Wadkhuluu fi shaffi-l awwali. Idzan ajii-u Ilaikum. Rifqon Rifqon Wa
'alaikumussalaam Ajiu Ilaikum".
Dan dibaca:
قفوا اتاه
الحقّ وسكرة الموت
"Qifuu
Ataa—hul Haqqu Wa Sakaratul Mauti".
Beliau
berpesan: "Jangan ada yang menanyakan apapun kepadaku, karena aku sedang
bolak-balik dalam lautan ilmunya Alloh", lalu dibacakan :
إستعنت
بلاإله إله إلا الله سبحانه وتعالى والمحي اللذي لا يخش الفوت سبحان من تعزز
بالقدرة و قهر عباده بالموت لاإله إلا الله
لاإله إله
إلا الله سبحانه وتعالى والمحي اللذي لا يخش الفوت سبحان من تعزز بالقدرة و قهر
عباده بالموت لاإله إلا الله محمد رسول الله تعزز تعزز الله الله الله...........
"Ista'antu
Bi Laa ilaaha illallohu, Subhanahuu Wata'ala Wal Muhyil-ladzi Laa Yakhsyal
Fautu. Subhaana Man taaz-zaza Bil Qudrati Waqahri ’Ibaa-dahu Bil Mauti La
Ilaa-ha Illallohu, Subhaa-nahu Wata'alaa Walhayyil-ladzi La Yakhsal gautsu,
Subhaana Man taaz-zaza Bil Qudrotika Waqohri 'ibaa-dahu Bil Mauti Laa i1aa-ha
illallohu Muhammadur Rosulullohil Taaz-zaza. Ta‘az-zaza, Allohu, Allohu,
Allohu".
Terdengar
suaranya nyaring, lalu suara lembut tidak terdengar lagi, dan meninggallah.
Ridwanallahu ‘Anhu.
Syekh wafat
pada malam Senin ba‘da lsya. pada tanggal 11 Rabi'u1Akhir tahun 561 Hijriyah
(1166 Masehi ) pada usia 91 tahun.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
54. MANQOBAH
KELIMAPULUH EMPAT : SYEKH ABDUL QODIR BERTEMU DENGAN WALI PEMBIMBING SYEKH
HAMAD WALI BESAR PADA ZAMANNYA BELIAU
Selama
belajar di Bagdad, karena sedemikian jujur dan murah hati, beliau mesti tabah
menderita. Berkat bakat dan kesalehannya, beliau cepat menguasai ilmu pada masa
itu. Beliau membuktikan diri sebagai ahli hukum terbesar di masanya. Tetapi
kerinduan rohaniah yang mendalam dalam gelisah ingin mewujudkan diri. Bahkan
dalam masa mudanya tenggelam dalam belajar. Beliau gemar mujahadah yakni
penyaksian langsung akan segala kekuasaan dan keadilan Alloh melalui mata
hatinya.
Beliau
sering berpuasa dan tidak mau meminta makanan dari seseorang, meski harus pergi
berhari-hari tanpa makan. Di Bagdad beliau sering menjumpai orang-orang yang
berpikir secara rohaniah dan bergaul dengan mereka.
Dalam masa
pencarian inilah beliau bertemu dengan Syekh Hamad, seorang penjual sirup yang
merupakan wali besar pada zamannya. Lambat laun wali ini menjadi pembimbing
rohani Syekh Abdul Qodir. Syekh Hamad adalah seorang wali yang sangat keras,
karenanya diperlakukan sedemikian keras sufi yang sedang tumbuh ini. Namun
calon Ghaots ini menerima semua ini sebagai koreksi bagi kecacatan rohaninya.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
55. MANQOBAH
KELIMA PULUH LIMA : SYEKH ABDUL QODIR DENGAN LATIHAN-LATIHAN ROHANINYA
Setelah
menyelesaikan studinya, beliau kian keras terhadap dirinya. Beliau mulai
mematangkan diri dari semua kebutuhan dan kesenangan hidup. Waktu dan tenaganya
tercurah pada sholat dan membaca al-Qur‘an. Sholat demikian menyita waktunya
sehingga beliau sering sholat Subuh tanpa berwudu lagi karena belum batal.
Diriwayatkan
pula, beliau kerap kali tamat membaca al-Qur'an dalam satu malam. Selama
latihan rohaninya ini, dihindarinya berhubungan dengan manusia, sehingga beliau
tidak bertemu atau berbicara dengan seorang pun. Bila ingin berjalan-jalan,
beliau berkeliling padang pasir. Akhirnya beliau tinggalkan Bagdad dan menetap
di Syutsar, l2 hari perjalanan dari Bagdad.
Selama
sebelas tahun beliau menutup diri dari keramaian dunia. Akhir masa ini menandai
berakhirnya latihannya. Beliau menerima Nur yang dicarinya. Dari sifat
kehewanannya kini telah digantikan oleh wujud mulianya.
***
اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
56. MANKOBAH
KELIMA PULUH ENAM: SYEKH ABDUL QODIR MELAKSANAKAN KEGIATAN IBADAHNYA DAN WIRID
YANG BELIAU BACA Diriwayatkan, para ulama menerangkan bahwa Syekh Abdul Qodir
mempunyai murid yang tetap sebanyak enam puluh orang. Mereka belajar tiap hari,
bagi mereka yang tidak mempunyai pena Syekh memberi hadiah baginya, dan mereka
yang ingin mempunyai sejarah silsilah guru, beliau sendiri yang menulisnya.
Apabila beliau batal dari wudu, beliau melaksanakan mandi wajib pengganti wudu.
Pernah terjadi pada suatu malam beliau menderita sakit perut, sampai lima puluh
kalau beliau bolak-balik pergi ke kakus untuk qodo hajat, dan setiap balik itu
selalu beliau melaksanakan mandi wajib. Adakalanya beliau langsung sendiri
pergi ke pasar berbelanja untuk makanan fakir miskin, hal ini kalau terlihat
pelayannya sedang istirahat. Syekh tidak merasa canggung bekerja seperti
menumbuk, memasak makanan lalu membagikannya kepada fakir miskin. Syekh sangat
menghormati para penziarah yang datang berkunjung kepada beliau. Jarang sekali
beliau makan daging atau makan makanan yang serba enak dan mewah. Pribadi
beliau sangat tawadu, ikhlas lillahi ta’ala. Beliau sering berbelanja ke pasar
untuk memenuhi keperluan dan permintaan keinginan anak-anak. Karomah beliau
jarang diperlihatkan atau dipamerkan kepada umum, malah seringkali
disembunyikan. Pernah beliau berkata: "Barang siapa yang memperlihatkan,
memamerkan karomah, tiada lain ia hanya mengharapkan duniawiyahnya saja,
kecuali kalau diperintah Alloh, atau karena motivasi hikmah". Pada setiap
hari beliau melaksanakan sholat sunnat seribu rokaat banyaknya, yang dibaca
surat Mujammil, Surat Rohman. Bila membaca surat Al-lkhlas sekurang-kurangnya
dibaca seratus kali. Setiap melaksanakan sholat fardu diakhiri dengan khatarn
al-Qur'an. Tiap malam beliau membaca Asma Arbainiyyah enam ratus kali
banyaknya, demikian pula pada siang harinya. Seusai sholat Duha, sholat Asar,
dan ba’da sholat Tahajud beliau membaea doa Saefi, lalu beliau membaca Sholawat
Kubro, Asmaul Husna. Asmaun Nabawi, dan setiap bacaan sebanyak seribu kali. ***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii
kulli waqti wamakaan. ***
57. MANQOBAH
KELIMA PULUH TUJUH : SYEKH NAQSYABANDI MENERIMA TALKIN ZIKIR ISMUDZAT DARI
SYEKH ABDUL QODIR
Syekh
Abdullah Al Balko meriwayatkan dalam kitab Khawariqul Ahtab Fi Ma'rifatil
Akhtob pada bab kedua puluh lima: "Saya menerima berita dari Khowajaki
Sarmasat, ia mendengar pembicaraan guru-guru (para Syekh Kamilin) yang
bertempat tinggal di negara Bukhori, mereka menceritakan bahwa Syekh Abdul
Qodir Ghaotsal 'Adhom pada suatu hari beliau berdiri diatas pagu, loteng sebuah
rumah menghadap ke arah kawasan Bukhoro. Di sana beliau bersama-sama dengan
jamaah ikhwan, beliau mencium wangi kemuliaan, lalu Syekh berkata: "Nanti
sepeninggalku, pada masa seratus lima puluh tujuh tahun yang akan datang, akan
lahir seorang anak lelaki Qolandi Muhamadi, nama lengkapnya Syekh Bahauddin
Muhammad An-Naqsyabandi. Dia akan memperoleh limpahan nikmat
keistimewaanku", dan hal ini terbukti seperti apa yang dikatakan Syekh.
Diriwayatkan
pula, pada waktu Syekh Naqsyabandi setelah beliau menerima baiat pentalkinan
dari gurunya As-Sayyid Amir Kulal, gurunya memerintahkan kepada Syekh
Naqsyabandi agar thorekatnya itu dihayati dengan sungguh-sungguh, dengan
menguatkan ingatannya kepada lsmul 'Adhom. Dirasakan oleh beliau bahwa Ismu
Dzat itu masih labil, belum mantap dalam hatinya, sehingga timbul rasa cemas,
lalu berangkatlah menuju suatu lapangan, kebetulan di sana beliau bertemu
dengan Nabi Khidir a.s. Setelah disambut dengan ucapan salam, Nabi Khidir a.s.
berkata: "Wahai Bahauddin, sesungguhnya Ismu Dzat itu telah sampai padaku,
telah kuperoleh dari Syekh Abdul Qodir, oleh karena itu saya anjurkan padamu
agar kami bertawajjuh rabithoh kepada Syekh Abdul Qodir untuk memperoleh
keberkahannya".
Pada malam
harinya, Syekh Bahauddin mimpi bertemu dengan Syekh Abdul Qodir, langsung
beliau memberi isyarat dengan jari tangan kanannya ke arah dada Syekh
Bahauddin, lalu beliau mencap mentalkin lsmul 'Adhom itu pada hatinya. Setelah
ditalkin, terasa kemantapan dan bisa menghayati sesuatu yang dicemaskan tadi.
Keesokan harinya telah dikenal di kalangan masyarakat di tempat itu hal yang
telah dialami Syekh Bahauddin, lalu mereka menanyakannya. Syekh Bahauddin
menjawab: "Sesungguhnya ini suatu pelimpahan dari segala kelimpahan suatu
inayah, pada malam keberkahan itu, saya telah memperoleh limpahan kenikmatan
dari Gaotsal 'Adhom dan pada malam itu saya melihat bertambahnya peningkatan
kondisi mental kerohanianku".
Pada masa
itu telah mashur di kalangan masyarakat dan para wali bahwa Syekh Bahauddin
telah dicap Ismudzat pada hatinya oleh Syekh Abdul Qodir. Demikian pula halnya
Syekh Abdul Qodir mencap, mentalkin lsmul 'Adhom (Ismu Dzat) pada hati
murid-muridnya.
Kemudian
banyak para wali yang datang berkunjung kepada Syekh Bahauddin, mereka
menanyakan tentang pandangannya atas perkataan Syekh Abdul Qodir: "Qodamii
‘Alaa Roqobati Kulli Waliyulloh". Syekh Bahauddin menjawab
"Sesungguhnya menurut pandanganku beliau itu bukan hanya sekedar memijak
pundak, tapi "’Alaa ‘aeni au ’alaa Bashirotti (Memijak pada mataku atau
pada mata hati nuraniku)".
***
No comments:
Post a Comment