.

Bintang-bintang Dan Pepohonanpun Berdzikir Dengan Bergoyang, Bukankah Hanya dengan Berdzikir Hati Menjadi Tenang, Anda Memasuki Kawasan Wajib Dzikrullah

Monday 26 October 2015

PERKEMBANGAN TAREKAT DALAM DUNIA ISLAM



PERKEMBANGAN TAREKAT DALAM DUNIA ISLAM

Dilihat dari sisi historisnya, kapan dan tarekat mana yang mula-mula timbul sebagai lembaga, sulit diketahui karena tiadanya artifact sejarah yang jelas. Dari beberapa literatur yang dirujuk, nampaknya Tarekat Taifuriyah adalah tarekat tertua. Tarekat ini berdiri pada abad ke-IX di Persia yang mengembangkan tasawuf Abu Yazid al-Busthami al-Taifuriyah. Pendapat ini dipandang cukup beralasan, karena tarekat ini menganut paham tasawuf Abu Yazid al-Busthami. Pada umumnya tarekat yang berkembang di Persia, menganut paham tasawuf Abu Yazid yang lahir di Taifur, satu desa yang terletak di Khurasan Persia atau Iran. Namun perkembangan nyata keberadaan tarekat adalah sekitar abad ke XII di dua daerah basis, yaitu di Khurasan (Persia) dan Mesopotamia (Irak). Tarekat yang bermunculan di daerah Khurasan beraliran tasawuf Abu Yazid, sedangkan tarekat yang berkembang di Mesopotamia berakar pada tasawuf Junaid al-Baghdadi. Pada era abad dua belas itu, di Khurasan berdiri tarekat Yasaviyah yang dipelopori oleh Ahmad al-Yasavi (w. 1169) dan tarekat khawajaganiyah yang didirikan oleh Abdul Khaliq al- Ghazdawani (1220).
Tarekat Yasaviyah melebarkan sayapnya ke kawasan Turki dengan nama baru tarekat Bektashiyah diidentikkan dengan nama pendirinya Muhammad Atha’ bin Ibrahim Hajji Bekhtash (w.1335). Tarekat ini cukup populer pada masa kekuasaan Sultan Murad I, karena tarekat itu memiliki komando sebagai kekuatan inti kerajaan Turki Osmani, yang disebut ”jenissari”. Tarekat Naqsyabandiyah adalah salah satu tarekat yang merupakan pengembangan dari tarekat Khawajaganiyah yang didirikan oleh Muhammad Bahauddin al-Naqsyaband al-Awisi al-Bukhari (w.1335) . Dalam perkembangan selanjutnya, tarekat ini menyebar ke Turki, India dan Indonesia dengan nama baru sesuai dengan pendirinya di kawasan setempat. Di Indonesia tarekat yang merupakan cabang dari Naqsyabandiyah, antara lain tarekat Khalidiyah, Muradiyah, Mujaddidah., Ahsaniyah dan lain-lain. Selain dari kedua tarekat induk tadi, tarekat yang tergolong rumpun Khurasan masih banyak lagi yang berpengaruh dalam dunia tarekat, seperti tarekat Khalwatiyah yang didirikan oleh Umar al-Khalwati (w.1397). Di kawasan Mesir tarekat ini didirikan oleh Ibrahim Ghulseni (1534) yang kemudian berganti nama tarekat Sammaniyah yang didirikan oleh Muhammad Ibn Abdul Karim as-Sammani (w.1775), tarekat ini disebut juga dengan nama Tarekat Hafniyah.
Tarekat yang berasal dari rumpun Mesopotamia-Irak anutannya berakar pada tasawuf Abdul Qasim al-Junaidi yang meninggal sekitar tahun 910 atau menganut paham tasawuf Abdul Qadir al-Jailani (w.1078). Tarekat Suhrawardiyah yang dirintis oleh Abu Hafs as Suhrawardi (w.1234), tarekat Kubrawiyah yang dipelopori Najamuddin al-Kubra (w.1221) dan tarekat Maulawiyah yang didirikan oleh Jalaludin al-Rummi (w.1273), adalah tarekat-tarekat besar yang mengacu pada tasawuf al-Junaidi. Tarekat Kubrawiyah cukup digemari di India dan Pakistan, sedangkan Tarekat Maulawiyah berkembang subur diwilayah Turki, Tarekat Qadariyah yang dibangun oleh Muhyidin Abdul Qadir al- Jaelani di Irak, melebarkan ajaran tasawufnya melalui tarekat Shadziliyah yang didirikan oleh Nuruddin as-Shadzili (w.1258) dan tarekat Rifaiyah yang dirintis oleh Ahmad Ibn Ali Ar-Rifai (w. 1182). Tarekat yang berasal dari rumpun Qadiriyah, tersebar luas dihampir seluruh negeri islam. Tarekat Faridiyah yang mengilhami lahirnya tarekat Sanusiyah dan Idrisiyah di kawasan Afrika Utara, adalah tarekat yang termasuk rumpun Qadiriyah yang berakar pada tasawuf Dzuan Nun al-Mishri (w.860). Tarekat Qadariyah masuk ke kawasan India atas jasa Muhammad al-Ghawth dengan mendirikan tarekat Ghawthiya sekitar tahun 1617.

            Oleh karena banyaknya penyebaran tarekat dari satu induk saja, maka terasa sulit menelusuri perkembangan dan pertumbuhan tarekat secara sistematis. Tetapi yang jelas, cabang-cabang atau tarekat baru yang berdiri itu adalah karena tersebarnya abituren satu tarekat ke berbagai kawasan. Di antara abituren itu, pasti ada sekian orang yang mendapat wewenang untuk membuka tarekat baru di daerah asalnya masing-masing. Dengan cara demikian maka dari satu Ribath induk dapat melahirkan beberapa ribath cabang, dan dari satu ribath cabang dapat pula berkembang menjadi banyak ribath ranting dan seterusnya berkembang secara diasporis. Namun demikian perkembangan satu tarekat induk kekawasan manapun atau sebanyak apapun, nilai anutannya tetap sama seperti tarekat induknya. Dengan kata lain, penyebaran itu hanyalah dalam segi jumlah tetapi tidak menyentuh aspek anutannya. Kehidupan tarekat di Indonesia cukup subur dan banyak pengikut, karena sesuai dengan kultur mayoritas bangsa ini. Hal ini terbukti dari banyaknya ribath-ribath yang menyebar di hampir seluruh kawasan nusantara. Namun yang cukup luas dikenal masyarakat dan banyak pengikutnya, antara lain : Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalidiyah, Rifaiyah dan Khalwatiyah. Menurut Jumhur Ulama Pada abad ini terdapat 41 thariqah. Masing-masing mempunyai Syek

No comments: