TAREKAT
QODIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH
Syaikh Akhmad
Khaatib Syambas
Qoodiriyah
Naqsabandiyah]] atau [[1]] adalah perpaduan dari dua buah tharekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah
dan Thariqah Naqsabandiyah. Pendiri tarekat baru ini adalah seorang Syekh Sufi
besar yang saat itu menjadi Imam Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah,
Syaikh Ahmad Khatib Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (w.1878 M.). Beliau
adalah ulama besar nusantara yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah.
Syaikh Ahmad Khatib adalah mursyid Thariqah Qadiriyah.
Sebagai
seorang mursyid yang kamil mukammil Syaikh Ahmad Khatib sebenarnya memiliki
otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi thorekat yang dipimpinnya.
Karena dalam tradisi Thariqoh Qadiriyah memang ada kebebasan untuk itu bagi
yang telah mempunyai derajat mursyid. Karena pada masanya telah jelas ada pusat
penyebaran Thariqah Naqsabandiyah di kota suci Makkah maupun di Madinah, maka sangat
dimungkinkan beliau mendapat bai'at dari tarekat tersebut. Kemudian beliau
menggabungkan inti ajaran kedua tarekat tersebut, yaitu Thariqoh Qadiriyah dan
Thariqah Naqsabandiyah dan mengajarkannya kepada murid-muridnya, khususnya yang
berasal dari Indonesia.
Penggabungan
inti ajaran kedua tarekat tersebut adalah karena pertimbangan logis dan
strategis. Kedua thorekat tersebut memiliki inti ajaran yang saling melengkapi,
terutama jenis dan metode dzikirnya. Di samping keduanya memiliki kecenderungan
yang sama, yaitu sama-sama menekankan pentingnya syari'at dan menentang faham
Wihdatul Wujud, Thariqah Qadiriyah mengajarkan Dzikir Jahar Nafi Itsbat,
sedangkan Thariqah Naqsabandiyah mengajarkan Dzikir Sirri Ism Dzat. Dengan
penggabungan kedua jenis tersebut diharapkan para muridnya akan mencapai
derajat kesufian yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih mudah atau lebih
efektif dan efisien. Dalam kitab Fath al-'Arifin, dinyatakan tarekat ini
tidak hanya merupakan penggabungan dari dua thorekat tersebut. Tetapi merupakan
penggabungan dan modifikasi ajaran inti dari lima tarekat, yaitu Tarekat
Qadiriyah, Tarekat Anfasiyah, Junaidiyah, dan Tarekat Muwafaqah (Samaniyah).
Karena yang diutamakan adalah ajaran Torekat Qadiriyah dan Tarekat
Naqsyabandiyah, maka tarekat tersebut diberi nama Thariqah Qadiriyah
Naqsabandiyah. Disinyalir tharekat ini belum berkembang di kawasan lain (selain
kawasan Asia Tenggara), meskipun secara personal para penganutnya sudah
tersebar di hampir seluruh penjuru dunia.
Penamaan
tarekat ini tidak terlepas dari sikap tawadlu' dan ta'dhim Syaikh Ahmad Khathib
al-Sambasi terhadap pendiri kedua tarekat tersebut. Beliau tidak menisbatkan
nama tarekat itu kepada namanya. Padahal kalau melihat modifikasi ajaran yang
ada dan tatacara ritual tarekat itu, sebenarnya layak kalau ia disebut dengan
nama Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah, karena memang tarekat ini adalah
hasil ijtihadnya.
Sebagai suatu
mazhab dalam tasawuf, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah memiliki ajaran yang
diyakini kebenarannya, terutama dalam hal-hal kesufian. Beberapa ajaran inti
dalam tarekat ini diyakini paling efektif dan efisien untuk menghantarkan
pengamalnya kepada tujuan tertinggi yakni Allah swt. Ajaran sufistik dalam
tarekat ini selalu berdasarkan pada Al-Qur'an, Al-Hadits, dan perkataan para
'ulama arifin dari kalangan Salafus shalihin.
Setidaknya
ada empat ajaran pokok dalam tarekat ini, yaitu: tentang kesempurnaan suluk,
adab (etika),dzikir, dan murakabah.
SILSILAH Tarekat Qoodiriyah Naqsyabandiyah
1. Robbul
Arbaabi wa mu’tiqur-qoobi Allah S.w.t.
2. Sayyidunaa
Jibril a.s.
3. Sayyidunaa
Nabi Muhammad S.a.w.
4. Sayyidunaa
‘Alliyyu karrama ‘llohu wajhah. (Sayyidunaa Ali Bin Abi Thalib kw)
5. Sayyidunaa
Hussain r.a.
6. Sayyidunaa
Zainul ‘Aabidinn r.a.
7. Sayyidunaa
Muhammadul Baaqir r.a.
8. Sayyidunaa
Ja’farus Shoodiq r.a
9. Sayyidunaa
Imam Muusa Alkaadhim r.a
10. Syeikh
Abul Hasan ‘Alii bin Muusa r.a
11. Syeikh
Ma’ruuful Kurkhi r.a.
12. Syeikh
Sirris Saqothii r.a.
13. Syeikh
Abul Qoosim Al-Junaedil Baghdaadii r.a.
14. Syeikh
Abuu Bakrin Dilfis Syibli r.a.
15. Syeikh
Abul Fadli Ao’abdul Waahid at Tamiimii r.a.
16. Syeikh
Abdul Faroj at Thurthuusi r.a.
17. Syeikh
Abul Hasan ‘Alii bin Yuusuf al Qirsyi al Hakaarii r.a.
18. Syeikh
Abuu Sa’iid al Mubarok bin ‘Alii al Makhzuumii r.a
19. Syeikh
‘Abdul Qodir Al Jaelanii q.s.
20. Syeikh
‘Abdul ‘Aziiz r.a.
21. Syeikh
Muhammad Al Hattak r.a.
22. Syeikh
Syamsuddin r.a
23. Syeikh
Syarofuddiin r.a.
24. Syeikh
Nuuruddiin r.a
25. Syeikh
Waliyuddiin r.a.
26. Syeikh
Hisyaamuddiin r.a.
27. Syeikh
Yahya r.a.
28. Syeikh
Abuu Bakrin r.a.
29. Syeikh
‘Abdur rohiim r.a.
30. Syeikh
‘Utsman r.a.
31. Syeikh
‘Abdul Fattah r.a.
32. Syeikh
Muhammad Murood r.a.
33. Syeikh
Syamsuddiin r.a.
34. Syeikh
Ahmad Khootib Syambaasi Ibnu ‘Abdul Ghoffaar r.a.
35. Syeikh
Thalhah Kali Sapu Cirebon r.a.
36. [[http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat1.html%7CSyeikh ‘Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a(Abah Sepuh) Pendiri Pondok
Pesantren Suryalaya.]]
DAFTAR WAKIL TALKIN TQN PONPES
SURYALAYA
Di seluruh
nusantara khususnya Pulau Jawa, Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN)
memiliki banyak pusat dan cabang, salah satunya yang terbesar adalah di TQN
Suryalaya yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Ketika
Syeikh 'Abdullah Mubarak (Abah Sepuh) telah mencapai maqam ruhani yang mumpuni,
beliau diberikan mandat (khirqah) oleh mursyidnya Syeikh Thalhah dari Kalisapu,
Cirebon, untuk mengajarkan TQN. Abah Sepuh kemudian kembali ke tanah
kelahirannya dan medirikan Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Sejak saat itu dan hingga kini, Ponpes Suryalaya menjadi pusat TQN di
Jawa Barat.
Sepeninggalan
Abah Sepuh, jubah kemursyidan (khirqah) TQN Suryalaya diwarisi murid
sekaligus putranya yaitu Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a atau lebih
dikenal dengan nama Abah Anom. Sejak kepemimpinan beliau, TQN Suryalaya
berkembang sangat pesat hingga ke mancanegara.
Dalam
melaksanakan tugas sehari-harinya memimpin dan mengembangkan pondok pesantren,
Abah Anom mengangkat tiga orang yang masih ahlul bait beliau, sebagai pemegang
amanat yang bertugas mengelola urusan pondok pesantren dan tarekat, yaitu
KH.Noor Anom Mubarok, KH.Zainal Abidin Anwar, dan H.Dudun Nursaiduddin.
Untuk
membantu membina dan melestarikan ajaran TQN Ponpes Suryalaya, Abah Anom
memilih di antara murid-muridnya sebagai wakil talqin. Para wakil talqin ini
diberikan tugas membantu beliau untuk membaiat (mentalqinkan dzikir) kepada
para calon murid baru di daerahnya masing-masing dan memberikan bimbingan
ruhani kepada mereka. Oleh karena itu, siapa saja yang hendak belajar dzikir
TQN Suryalaya atau menjadi murid Abah Anom, di manapun berada, dapat
berkonsultasi kepada para wakil talqin yang terjangkau dari tempat tinggalnya.
Nama-nama
wakil talqin Syekh Ahmad ShahibuL Wafa Tajul Arifin r.a beserta alamat
lengkapnya dapat dilihat di link berikut:
Abah Anom
wafat pada Senin, 5 September 2011. Tetapi secara ruhani beliau masih aktif
memberikan bimbingan ruhani kepada murid-muridnya. Tugas pembaiatan dan
bimbingan secara langsung (tatap muka) tetap dilakukan oleh para wakil
talqinnya di bawah koordinasi Pemegang Amanah di Pondok Pesantren Suryalaya.
Namun
demikian, sebelum wafatnya Abah Anom tidak menunjuk satu di antara
murid-muridnya menjadi pewaris khirqah (jubah kemursyidan). Beliau hanya
menunjuk tiga orang Pemegang Amanah, dan hingga kini estafet kemursyidan masih
di tangan Abah Anom dan belum diberikan kepada orang lain yang masih hidup di
dunia. Sehingga, dapat dimaklumi, apabila di daerah-daerah tertentu muncul
isu-isu tentang munculnya mursyid baru (ke-38). Segelintir orang dari
murid-murid Abah Anom ini diangkat secara sepihak oleh para pengikutnya sebagai
mursyid penerus Abah Anom. Salah seorang di antara mereka yang cukup gencar
dikampanyekan adalah KH.Abdul Gaos Saifullah Maslul dari Ciamis.
Menyikapi
fenomena "mursyid-mursyid palsu" ini, Pondok Pesantren Suryalaya
telah mengerluarkan sikap tegas dengan menolak klaim-klaim kemursyidan sepihak
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk yang jelas kepada
segenap murid Abah Anom di seluruh penjuru maupun kepada umat Islam pada
umumnya yang hendak mengenal dan belajar dzikir TQN Suryalaya, sehingga dapat
berhati-hati dan tidak salah informasi.
Tentang sikap
tegas tegas segenap ahli waris, Pengembang Amanah dan para Wakil Talqin Abah
Anom terhadap klaim sepihak kemursyidan tersebut dapat dilihat di link berikut:
Hasil Ijma'
tersebut kemudian ditindaklanjuti beberapa bulan kemudian dengan Ijma' berikut:
Berikut
adalah website resmi Pondok Pesantren Suryalaya:
No comments:
Post a Comment