.

Bintang-bintang Dan Pepohonanpun Berdzikir Dengan Bergoyang, Bukankah Hanya dengan Berdzikir Hati Menjadi Tenang, Anda Memasuki Kawasan Wajib Dzikrullah

Monday 26 October 2015

TAHAPAN-TAHAPAN TAREKAT



TAHAPAN-TAHAPAN TAREKAT

Empat tingkatan spiritual
Bagan yang menggambarkan kedudukan tarekat dalam empat tingkatan spiritual (syari’ah, tariqah, haqiqah, dan ma’rifah yang dianggap tidak terlihat)
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam Islam, yaitu syari’at, tariqah, haqiqah, dan tingkatan keempat ma’rifat yang merupakan tingkatan yang ‘tak terlihat’. Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut.
Dari pengertian diatas, maka Tarekat itu dapat dilihat dari dua sisi; yaitu amaliyah dan perkumpulan (organisasi). Sisi amaliyah merupakan latihan kejiwaan (kerohanian); baik yang dilakukan oleh seorang, maupun secara bersama- sama, dengan melalui aturan-aturan tertentu untuk mencapai suatu tingkatan kerohanian yang disebut “Al-Maqaamaat” dan “Al-Akhwaal”, meskipun kedua istilah ini ada segi perbedaannya. Latihan kerohanian itu, sering juga disebut “Suluk”, maka pengertian Tarekat dan Suluk adalah sama, bila dilihat dari sisi amalannya (prakteknya). Tetapi kalau dilihat dari sisi organisasinya (perkumpulannya), tentu saja pengertian Tarekat dan Suluk tidak sama
Kembali kepada masalah Al-Maqaamaat dan Al-Akhwaal, yang dapat dibedakan dari dua segi:
a) Tingkat kerohanian yang disebut maqam hanya dapat diperoleh dengan cara pengamalan ajaran Tasawuf yang sungguh-sungguh. Sedangkan ahwaal, di samping dapat diperoleh manusia yang mengamalkannya, dapat juga diperoleh manusia hanya karena anugrah semata-mata dari Tuhan, meskipun ia tidak pernah mengamalkan ajaran Tasawuf secara sungguh-sungguh.
b) Tingkatan kerohanian yang disebut maqam sifatnya langgeng atau bertahan lama, sedangkan ahwaal sifatnya sementara; sering ada pada diri manusia, dan sering pula hilang. Meskipun ada pendapat Ulama Tasawuf yang mengatakan bahwa maqam dan ahwaal sama pengertiannya, namun penulis mengikuti pendapat yang membedakannya beserta alasan-alasannya.
Tentang jumlah tingkatan maqam dan ahwaal, tidak disepakati oleh Ulama Tasawuf.   Abu Nashr As-Sarraaj mengatakan bahwa tingkatan maqam ada tujuh, sedangkan tingkatan ahwaal ada sepuluh.  Adapun tingkatan maqam menurut Abu Nashr As-Sarraj, dapat disebutkan sebagai berikut:
  1. Tingkatan Taubat (At-Taubah); T
a) Tingkatan pemeliharaan diri dari perbuatan yang haram dan yang makruh, serta yang syubhat (Al-Wara’);
b) Tingkatan meninggalkan kesenangan dunia (As-Zuhdu).
c) Tingkatan memfakirkan diri (Al-Faqru).
d) Tingkatan Sabar (Ash-Shabru).
e) Tingkatan Tawakkal (At-Tawakkul).
f) Tingkatan kerelaaan (Ar-Ridhaa).

  1. Mengenai tingkatan hal (al-ahwaal) menurut Abu Nash As Sarraj, dapat dikemukakan sebagai berikut;
a)         Tingkatan Pengawasan diri (Al-Muraaqabah)  
b)        Tingkatan kedekatan/kehampiran diri (Al-Qurbu)
c)         Tingkatan cinta (Al-Mahabbah)
d)        Tingkatan takut (Al-Khauf)
e)         Tingkatan harapan (Ar-Rajaa)  
f)         Tingkatan kerinduan (Asy-Syauuq)
g)        Tingkatan kejinakan atau senang mendekat kepada perintah Allah (Al-Unsu).
h)        Tingkatan ketengan jiwa (Al-Itmi’naan)
i)          Tingkatan Perenungan (Al-Musyaahaah)
j)          Tingkatan kepastian (Al-Yaqiin).\


No comments: